Studi: Dampak Covid-19 Dapat Bertahan Bertahun-tahun pada Otak
Kemungkinan sebagian besar diagnosis neurologis dan psikiatris setelah Covid- 19 lebih rendah pada anak-anak daripada pada orang dewasa.
WASHINGTON - Penelitian terbaru yang menyoroti meningkatnya beban penyakit kronis yang tersisa setelah pandemi menyebutkan, para penyintas Covid-19 tetap berisiko lebih tinggi mengalami gangguan psikotik, demensia, dan kondisi serupa selama setidaknya dua tahun.
Para peneliti di University of Oxford menemukan sementara kecemasan dan depresi lebih sering terjadi setelah Covid-19 daripada infeksi pernapasan lainnya, risikonya biasanya mereda dalam waktu dua bulan.
"Sebaliknya, defisit kognitif yang dikenal sebagai kabut otak, epilepsi, kejang, dan gangguan kesehatan mental dan otak jangka panjang lainnya tetap meningkat 24 bulan kemudian," bunyi penelitian yang diterbitkan di jurnal Lancet Psychiatry, Rabu (17/8).
Temuan berdasarkan catatan lebih dari 1,25 juta pasien, menambah bukti potensi virus menyebabkan kerusakan parah pada sistem saraf pusat dan memperburuk beban global demensia, yang menelan biaya sekitar 1,3 triliun dollar AS di tahun pandemi dimulai.
Peneliti Oxford menunjukkan pada Maret bahwa kasus ringan dikaitkan dengan penyusutan otak yang setara dengan satu dekade penuaan normal.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Marcellus Widiarto
Komentar
()Muat lainnya