Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pelestarian Lingkungan

Studi: Burung, Kumbang, dan Serangga Dapat Gantikan Pestisida

Foto : ANTARA/YUSUF NUGROHO

Petani memasang jaring penghalau hama burung pipit pemakan padi di persawahan Desa Tanjungkarang, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu. Hama bertanggung jawab atas sekitar 10 persen atau 21 juta ton atas hilangnya panen setiap tahun.

A   A   A   Pengaturan Font

PARIS - Para peneliti pada Rabu (6/3), mengatakan predator alami, seperti burung, kumbang, dan serangga mungkin merupakan alternatif efektif pengganti pestisida, untuk menekan populasi hama pemakan tanaman sekaligus meningkatkan hasil panen.

Dikutip dari The Straits Times, hama bertanggung jawab atas sekitar 10 persen atau 21 juta ton, kerugian panen setiap tahun, namun pengendalian hama telah menyebabkan meluasnya penggunaan pestisida kimia.

Bisakah burung, laba-laba, dan kumbang serta predator invertebrata lainnya juga melakukan hal yang sama?

Para peneliti di Brasil, Amerika Serikat, dan Republik Ceska menganalisis penelitian sebelumnya mengenai pengendalian hama predator dan menemukan hal tersebut membantu mengurangi populasi hama hingga lebih dari 70 persen, sekaligus meningkatkan hasil panen sebesar 25 persen.

"Predator alami adalah agen pengendalian hama yang baik, dan pemeliharaannya sangat penting untuk menjamin pengendalian hama di masa depan dengan perubahan iklim yang akan segera terjadi," kata penulis utama studi, Gabriel Boldorini, mahasiswa PhD di Federal Rural University of Pernambuco di Brasil.

"Meskipun para peneliti tidak secara langsung membandingkan efektivitas invertebrata versus pestisida, kerusakan yang disebabkan oleh pestisida terhadap ekosistem dan pengendalian biologis telah terdokumentasi dengan baik, mulai dari hilangnya keanekaragaman hayati hingga polusi air dan tanah serta risiko kesehatan manusia," katanya.

Lebih Efektif

Para peneliti menemukan predator lebih efektif dalam pengendalian hama di wilayah dengan variabilitas hujan yang lebih besar, yang diperkirakan akan meningkat karena perubahan iklim.

Boldorini mengatakan para peneliti juga terkejut saat mengetahui memiliki satu spesies predator alami sama efektifnya dengan memiliki banyak spesies.

"Secara umum, semakin banyak spesies yang ada, semakin baik fungsi ekosistemnya. Tapi ada pengecualian," katanya, seraya menambahkan satu spesies saja bisa melakukan hal yang sama.

Perubahan iklim dan peningkatan kadar karbon dioksida mempengaruhi hasil panen dan dinamika hama dengan memperluas distribusi hama dan meningkatkan tingkat kelangsungan hidup hama.

Sementara itu, penelitian lain menunjukkan invertebrata yang penting bagi kesehatan ekosistem mengalami penurunan drastis secara global. "Konservasi invertebrata menjamin pengendalian hama dan peningkatan produktivitas, tanpa merusak ekosistem," pungkas Boldorini.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top