Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Rantai Distribusi - Ketersediaan Daging Sapi atau Kerbau Mencukupi dengan Surplus 2.450 Ton

Stok Pangan Pokok Hewani Terjaga

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Meskipun stok kebutuhan daging sapi dan ayam serta telur diprediksi mencukupi atau bahkan surplus, rantai distribusi dinilai menjadi bagian rentan yang perlu diawasi ketat di tengah tingginya permintaan.

JAKARTA - Pemerintah memastikan ketersediaan daging sapi, daging dan telur ayam ras cukup menjelang Hari Raya Idul Fitri 1440 H. Namun, jalur distribusi masih perlu diawasi mengingat peningkatan permintaan di pasar.

Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian (Kementan), I Ketut Diarmita, memastikan hal ini berdasarkan perhitungan kebutuhan dan ketersediaan daging sapi/ kerbau, daging dan telur ayam ras. "Stoknya surplus, sehingga kondisinya sangat aman menjelang Hari Raya Idul Fitri 1440 H ini," ungkap Ketut dalam konferensi persnya, di Jakarta, akhir pekan lalu.

Sejak menjelang Ramadan hingga Idul Fitri 2019, Kementan mencatat ketersediaan daging sapi atau kerbau mencukupi dengan surplus sebanyak 2.450 ton. Adapun prediksi kebutuhan nasional pada Mei-Juni 2019 sebanyak 123.105 ton yang akan dipenuhi oleh produksi sapi lokal 72.576 ton, stok persediaan 40.620 ton, dan rencana pemasukan daging sapi impor dan jeroan pada Juni sekitar 12.359 ton.

Sementara itu, dengan menghitung potensi produksi dan kebutuhan pada Mei-Juni 2019, daging ayam diprediksi surplus sebanyak 30.373 ton, dan komoditas telur akan surplus sebanyak 153.761 ton. Hal ini berdasarkan angka kebutuhan telur sebanyak 326.329 ton, sedangkan stok persediaannya 480.090 ton.

Kementan selalu berkoordinasi dengan instansi terkait, untuk melakukan penghitungan supply-demand bahan pangan pokok (daging sapi/ kerbau, daging ayam dan telur) secara periodik, dalam Rapat Koordinasi Teknis yang dikoordinir Kemenko Perekonomian bersama Kemendag, Kemenperin, dan BPS.

Khusus terkait pemantauan harga, Ditjen PKH melalui Petugas Pelayanan Informasi Pasar (PIP) terus melakukan pemantauan data harga di 158 kabupaten/ kota, utamanya untuk komoditas sapi hidup, ayam ras, telur ayam ras di tingkat produsen. Adapun harga tingkat konsumen diperoleh melalui koordinasi dengan Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementrian Pertanian dan Kementerian Perdagangan.

Kementan juga telah menyampaikan Surat Edaran tanggal 2 Mei lalu kepada Dinas terkait di seluruh provinsi/kabupaten/kota untuk meningkatkan pengawasan keamanan dan peredaran pangan asal hewan, dan memastikan seluruh produk hewan yang beredar telah diproses, didistribusikan, dan dipasarkan di fasilitas unit usaha yang telah terdaftar dan diakui oleh otoritas berwenang setempat.

Hal tersebut untuk mengantisipasi potensi praktik penyimpangan dan pemalsuan produk hewan di sepanjang rantai produksi produk hewan, mengoptimalkan kegiatan pengawasan dan penyidikan terhadap setiap temuan, serta mengoordinasikan kegiatan pengawasan tersebut dengan Laboratorium Kesmavet Pusat/Daerah untuk dukungan fungsi pengujian.

Biaya Angkut

Sementara itu, Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan, Agung Hendriadi, mengakui beberapa komoditas pangan mengalami kenaikan jelang Lebaran. Kenaikan dipicu oleh naiknya biaya angkut (ekspedisi) serta banyaknya pedagang yang mudik, apalagi kebanyak pedagang bukan berasal dari DKI Jakarta.

Untuk bawang merah naik sebesar 10.000 rupiah dari sebelumnya hanya 30.000 rupiah menjadi 40.000 rupiah. Demikianpun dengan cabai rawit merah yang naik menjadi 35.000 dari 25.000 rupiah.

ers/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top