Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Ketahanan Pangan I Tingkatkan Kinerja BUMD "Food Station"

Stok 9 Kebutuhan Pokok DKI Aman

Foto : ANTARA/Fauzan

Pekerja mengangkat beras saat bongkar-muat di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta, Rabu (4/10/2023).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Masyarakat Jakarta tidak perlu khawatir karena cadangan pangan tetap aman sampai akhir tahun. "Bisa saya pastikan sampai Desember sembilan bahan pokok dalam kondisi aman," tandas Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta, Suharini Eliawati, Kamis (26/10).

Suharini menyebutkan, setiap menjelang ramadan atau lebaran, misalnya, Pemprov Jakarta sudah mengantisipasi stok pangan. Dia juga selalu menghitung neraca pangan setiap tahun. Karena itu, masyarakat diminta tidak belanja secara berlebihan akibat panik terhadap ketersediaan bahan pangan.

"Saya selalu sampaikan, Pemprov menghitung neraca bahan pangan tiap tahun. Kemudian saya putus per satu semester atau enam bulan. Namun demikian, karena awal tahun ada ramadan dan lebaran, lalu kita potong-potong per tiga bulan," tambah Suharini.

Nanti pada bulan Desember, Dinas KPKP akan kembali memeriksa setiap pemasok untuk mengecek dan menghitung ketersediaan pangan tahun depan. Suharini menginformasikan akan mengumpulkan elemen-elemen terkait Selasa depan untuk menghitung tahap awal.

Berdasarkan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), data Oktober, harga beras premium di posisi 15.000 per kilogram. Kemudian, beras medium 12.900 per kilogram. Harga bawang merah 22.850 per kilogram dan bawang putih 36.270 per kilogram. Cabai merah keriting 45.000 dan telur ayam 27.860 per kilogram.

Menurut Suharini, kondisi harga beras naik wajar karena pasokan turun. Namun, dia berharap kenaikan tidak akan lama karena beberapa daerah yang bekerja sama dengan Jakarta sudah mulai panen. Pemprov Jakarta juga menargetkan satu juta bibit cabai tahun ini untuk dibagikan kepada masyarakat.

Adapun kenaikan sejumlah bahan pangan menjadi tantangan Pemprov Jakarta. Karena itu, Dinas KPKP terus berkomunikasi dengan daerah tetangga, khususnya Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi yang menjadi Mitra Praja Utama. Sebelumnya, Suharini menyebutkan, kebutuhan pangan Jakarta berupa beras juga diperkirakan aman.

Jakarta memiliki 414 hektare lahan sawah. Hasilnya untuk menutup kekurangan kebutuhan yang dipasok dari luar Ibu Kota. Dia menyebut lahan tersebut ada di Jakarta Utara seluas 300 hektare. Sisanya di Jakarta Barat dan Timur.

Menurutnya, setiap hari Jakarta perlu 300 ton beras. Sawah Jakarta tak mampu memenuhi kebutuhan tersebut. "Maka, Dinas KPKP terus melakukan penguatan kerja sama antardaerah," ujar Suharini.

Bank Pangan

Sementara itu, anggota DPRD Israyani menyarankan Pemprov membangun bank makanan (food bank) untuk mengelola pangan berlebih menjelang kedaluwarsa. "Perlu dibangun semacam bank makanan untuk mengelola pangan berlebih agar bisa dimanfaatkan kelompok rentan atau rawan pangan," kata Israyani.

Dia menuturkan, saran ini terkaitRancangan Perda tentang Penyelenggaraan Sistem Pangan. Tujuannya, agar ada aturan lebih kuat untuk mendorong pemanfaatan, sehingga tidak adapangan terbuang. Israyani mendesak agar Pasal 5 tentang Penyediaan Pangan ditambahkan tentang pengelolaan pangan berlebih sebagai bagian dari penyediaan.

Anggota DPRD lainnya, Bambang Kusumanto, menyoroti pencapaian kinerja BUMD "Food Station" tahun2023. Dia mengingatkan, telah terjadi penurunan panen dari target 56 juta ton menjadi 49,7 juta ton. Kemudian, kegiatan budi daya dari target 1.000 hektare hanya terealisasi 935 hektare.

Panen dari budi daya dari target 5.000 ton, hanya terealisasi 2.500 ton. "Kami khawatir dengan perencanaan pangan yang sangat tidak terukur ini," ujar Bambang.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Aloysius Widiyatmaka

Komentar

Komentar
()

Top