Status Gunung Awu Diturunkan Badan geologi Jadi Waspada
Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menurunkan status Gunung Awu di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara menjadi level II (waspada), Minggu.
Foto: ANTARA/Karel A PolakitanMANADO - Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), menurunkan status Gunung Awu di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, menjadi Level II (Waspada), Minggu.
"Berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental hingga tanggal 31 Januari 2025 maka tingkat aktivitas Gunung Awu diturunkan dari Level III (siaga) menjadi Level II (Waspada) terhitung mulai tanggal 2 Februari 2025 pukul 06.00 WITA," kata Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid AN dalam siaran pers yang diterima di Manado, Minggu.
Disebutkan pada tanggal 16 April 2024 tingkat aktivitas Gunung Awu dinaikkan dari Level II (Waspada) menjadi Level III (Siaga) karena adanya peningkatan aktivitas gempa vulkanik dangkal (VB) dan gempa vulkanik dalam (VA).
Perkembangan terakhir aktivitas Gunung Api Awu hingga tanggal 31 Januari 2025 adalah pada pengamatan visual saat ini menunjukkan aktivitas di permukaan masih berupa embusan asap kawah dengan tinggi sekitar 10- 200 meter (dominan 20 meter) yang mengindikasikan aktivitas embusan asap kawah masih berfluktuasi dan tidak terjadi peningkatan secara menerus dan signifikan.
Rentetan gempa-vulkanik dalam dan dangkal (Spasmodic Burst) masih terjadi, kata dia, namun dengan jumlah kejadian yang cenderung berkurang. Kejadian rentetan gempa vulkanik terbaru terjadi pada tanggal 31 Januari 2025 antara pukul 18.07 - 18.17 WITA dan merekam sembilan gempa vulkanik dangkal.
Berkurangnya kejadian rentetan gempa vulkanik dangkal tersebut, kata dia, maka proses pelepasan tekanan dan peretakan batuan di bawah kubah lava mengalami penurunan.
Muhammad Wafid mengatakan pemantauan deformasi Gunung Awu dengan menggunakan Tiltmeter pada stasiun Kolongan masih menunjukkan terjadinya akumulasi tekanan yang disebabkan oleh aktivitas magma.
Begitu pula stasiun tiltmeter puncak juga menunjukkan masih adanya akumulasi tekanan.
Pengamatan visual dan instrumental menunjukkan terjadinya penurunan aktivitas kegempaan yang masih disertai dengan akumulasi tekanan, perubahan secara tiba tiba masih mungkin terjadi.
Namun dengan adanya kubah lava 2004 di kawah Gunung Awu, maka perlu energi yang sangat besar untuk menghasilkan letusan.
"Evaluasi akan terus dilakukan untuk memantau aktivitas Gunung Awu ke depan," ujarnya. Ant
Berita Trending
- 1 Menko Zulkifli Tegaskan Impor Singkong dan Tapioka Akan Dibatasi
- 2 Pemerintah Konsisten Bangun Nusantara, Peluang Investasi di IKN Terus Dipromosikan
- 3 Peneliti Korsel Temukan Fenomena Mekanika Kuantum
- 4 Literasi Jadi Kunci Pencegahan Pinjol Ilegal dan Judol
- 5 Siaga Banjir, Curah Hujan di Jakarta saat Ini Hampir Sama dengan Tahun 2020