Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kawasan Ekonomi Khusus

Status Enam KEK Segera Ditentukan

Foto : kek.go.id
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA- Pemerintah melalui Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) akan segera menentukan status operasional enam kawasan untuk menentukan masih layak atau tidaknya mereka menjaring investasi. "Dewan Nasional akan melakukan sidang dalam waktu dekat, dan memutuskan layak tidaknya mulai beroperasi melayani dan menjaring investasi," kata Ketua Tim Pelaksana Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus, Wahyu Utomo, di Jakarta, Kamis (6/7).

Keenam KEK tersebut adalah KEK Mandalika (NTB), KEK Tanjung Api-api (Sumatera Selatan), KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan-MBTK (Kalimantan Timur), KEK Bitung (Sulawesi Utara), dan KEK Morotai (Maluku Utara). Menurut Wahyu, komitmen nilai investasi enam kawasan tersebut sekitar 188 triliun rupiah dengan nilai investasi terbesar dari Tanjung Api-api sebesar 161,7 triliun rupiah untuk kegiatan utama antara lain industri pengolahan karet, kelapa sawit, dan petrokimia.

Dia mengatakan, hingga akhir Juni 2017, 11 KEK telah memperoleh penetapan pemerintah. Dua di antaranya yaitu KEK Sei Mangkei (Sumatera Utara) dan KEK Tanjung Lesung (Banten) yang ditetapkan pada 2012 dan telah dinyatakan beroperasi pada 2015. Sementara tiga KEK relatif baru memperoleh penetapan dan belum memasuki tahapan beroperasi, yaitu KEK Sorong (Papua Barat), KEK Tanjung Kelayang (Bangka Belitung) dan KEK Arun Lhokseumawe (Aceh).

"Pengusul KEK yang telah ditetapkan diberikan waktu tiga tahun untuk mempersiapkan berbagai kondisi prasyarat beroperasinya," kata Wahyu. Kondisi-kondisi yang harus dipersiapkan antara lain kesiapan lahan, infrastruktur kawasan, perangkat administratur , dan sumber daya manusia yang dipersyaratkan untuk kelancaran operasionalnya dalam menerima dan melayani investor.

Adapun konsep dasar KEK adalah pemberian fasilitas pada penyiapan kawasan yang lokasinya mempunyai aksesibilitas ke pasar global, misalnya akses ke pelabuhan dan bandara. Kawasan tersebut diberikan insentif untuk meningkatkan daya saing dengan negara-negara di sekitarnya. "Dengan meningkatnya daya saing tersebut diharapkan dapat menarik investor untuk berinvestasi di kawasan tersebut," katanya.
Halaman Selanjutnya....

Penulis : Vitto Budi

Komentar

Komentar
()

Top