Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Selasa, 20 Okt 2020, 06:00 WIB

Standardisasi Pasar Tani Digodok

Foto: ANDI ARNIDA MASSUSUNGAN

Pemerintah mengeklaim pasar tani merupakan salah satu jalur pemasaran produk pertanian yang lebih ringkas.

JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) tengah menggodok standardisasi pasar tani secara berjenjang sebagai acuan berbisnis. Standardisasi dibuat untuk membantu para petani di daerah agar mudah memasarkan hasil pertaniannya dan menjangkau pasar lebih luas.

Kepala subdit Pemasaran dan Investasi Hortikultura, Andi Arnida Massusungan, mengatakan pasar tani akan dibagi dalam tiga klaster, yaitu pasar tani pemula, menengah, dan lanjutan. Pengklasifikasian klaster ini memudahkan dalam pemberian bantuan.

Bantuan yang diberikan berdasarkan skala penjual dan kemampuan masing-masing pasar tani. Rencananya, standardisasi ini akan mulai berjalan pada November 2020 dan berlaku di seluruh pasar tani yang ada.

"Jadi, nanti bantuan dan pendampingannya disesuaikan. Pasar tani yang baru memulai usahanya akan berbeda kebutuhannya dengan yang sudah lama berjalan. Pasar tani yang di Jawa akan berbeda dengan yang di Papua. Ini akan terus kita evaluasi supaya bantuannya tepat sasaran," papar Andi Arnida, di Jakarta, Senin (19/10).

Dia menjelaskan, pada klaster pemula, dinas melakukan pembinaan kepada petani yang berjualan tatap muka langsung dengan konsumen atau konvensional. Pada klaster menengah, hasil pertanian dijual secara konvensional ke pasar-pasar.

Ada peningkatan jumlah petani dan petani tergabung dengan pasar tani dapat ikut berorganisasi. Sementara pada klaster lanjutan, hasil pertanian dijual dan dipasarkan secara online sehingga hasil pertanian dapat menjangkau berbagai kalangan masyarakat.

Kementan akan terus mengidentifikasi sekaligus memberikan pembinaan sesuai dengan standar petani. Kementan memberikan kategori seperti pasar tani pemula, menengah, dan lanjut sesuai dengan manajemen pengelolaan kesanggupan mereka.

"Kami juga mengajak para petani agar bisa mandiri kemudian menyalurkan produknya kepada konsumen dengan menyerap permintaan konsumen," ujar dia.

Saat ini terdapat 60 pasar tani tersebar di 33 provinsi di Indonesia. Sebanyak 50 di antaranya mendapatkan bantuan fasilitasi berupa tenda, meja, toa, kursi, keranjang sayuran dan lain-lain yang dibutuhkan.

Tak hanya bantuan fisik, dinas pertanian juga memberikan pembinaan terhadap pasar petani yang terdaftar tersebut. Mereka juga agar mengikuti standar yang berlaku dan akan dievaluasi setiap tahunnya. Selain dalam bentuk gerai fisik, pasar tani juga berinovasi dalam bentuk platform online yang langsung menghubungkan antara penjual dengan konsumen.

Produk Lokal

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, menegaskan bahwa pasar tani merupakan salah satu jalur pemasaran produk pertanian yang lebih ringkas. Apalagi di masa pandemi Covid-19, masih banyak petani yang belum mengetahui bagaimana cara memasarkan dengan efektif.

Selain sebagai ajang pemasaran, pasar tani juga diharapkan mampu mengatasi fluktuasi harga yang sering terjadi di tingkat petani. Keberadaannya terbukti turut menjaga keberlangsungan konsumsi pangan masyarakat khususnya yang berbasis hortikultura.

"Saya berharap nantinya masyarakat lebih memilih dan mencintai produk dalam negeri. Selalu mengedepankan produk pertanian lokal dengan upaya-upaya meningkatkan kualitas dari produk lokal tersebut. Terbukti, produk kita unggul dan sehat," pungkas Mentan.

ers/E-10

Redaktur: Muchamad Ismail

Penulis: Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.