Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Staf Pengajar ITS Terpilih Jadi Finalis European Inventor Award 2022

Foto : Istimewa

Staf pengajar ITS Surabaya Fahmi Mubarok.

A   A   A   Pengaturan Font

Penyemprotan termal jauh lebih murah daripada menggunakan ruang hampa, dan lebih mampu menjangkau objek yang lebih luas untuk dilapisi. Sebelumnya, praktik ini dianggap mustahil karena keramik lebih cenderung menguap daripada meleleh ketika dipanaskan dengan suhu tinggi. Keterbatasan dalam penelitian sebelumnya, serta adanya asumsi ketidakmungkinan ini memotivasi Espallargas untuk menemukan solusi.

"Pada prinsipnya, material yang tidak memiliki titik leleh, tidak dapat digunakan dalam penyemprotan termal, hal ini membangkitkan keingintahuan saya. Saya pikir kita perlu mencari tahu bagaimana menyelesaikan ini," ungkap Espallargas.

Dihadapkan pada keraguan bahwa dia bisa berhasil di mana pemain besar di industri semprot termal telah mencoba dan gagal, Espallargas, yang saat itu mengajar di Universitas Sains dan Teknologi Norwegia (NTNU) menggandeng Fahmi Mubarok yang di tahun 2010 itu juga tengah menyelesaikan pendidikan doktoralnya.

Tugas Fahmi adalah meneliti bagaimana silikon karbida - keramik, salah satu material sintetis yang paling keras - dapat disemprotkan secara termal. Setelah beberapa kali percobaan dan kesalahan, momentum eureka mereka terjadi setelah percakapan dengan sejumlah kolega mereka dan membuat Fahmi Mubarok dan Nuria Espallargas tersadar bahwa partikel silikon karbida harus dilindungi dengan sesuatu yang dapat memenuhi dua peran sekaligus.

"Saya menyadari senyawa tersebut harus mampu melindungi silikon karbida dari paparan suhu tinggi dan pada saat yang sama juga mengikat silikon karbida untuk membuat lapisan," kata Mubarok.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Mohammad Zaki Alatas

Komentar

Komentar
()

Top