Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Wisata Religi

St Maria de Fatima Berarsitektur Tionghoa

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Gereja St Maria de Fatima merupakan salah satu rumah ibadah berarsitektur Tionghoa di kawasan Glodok, Jakarta Barat. Bangunan gereja tersebut didirikan pada awal abad 19 dan merupakan cagar budaya.

Meskipun sudah mengalami beberapa kali renovasi, hingga saat ini masih terlihat jelasan gambaran kemewahan masa lalu. Warna merah, kuning emas dan hijau mendominasi bangunan tersebut menggambarkan kekhasan bangunan tionghoa.

"Dari depan bangunan terlihat dua buah patung singa jantan dan betina berdiri di sisi kanan dan kiri. Dua bua patung singa itu bermakna sebagai penjaga rumah dan sekaligus kemegahan dan menunjukkan kebangsawanan bagi yang memiliki bangunan tersebut," kata Pengurus Sekretariat Gereja St Maria de Fatima, Rani, di Jakarta, Rabu (19/12).

Sementara bagian atap bangunan, terlihat dengan jelas kedua ujung wuwungannya mencuat. Pelisir atapnya tampak tiga kombinasi warna, yakni merah, hijau daun, dan kuning emas. Sedangkan pada pelisir atap itu juga ada hiasan berupa bunga dan buah-buahan dalam huruf China.

"Tulisan dalam huruf China Hok Shau Kang Ning yang berarti rumah/tempat kediaman. Di pelisir atap bangunan sayap kanan ada tulisan Chuan Chau Fu yang diperkirakan merupakan nama pemilik bangunan itu," jelasnya.

Selain itu, lanjut Rani, di pelisir atap bangunan sayap kiri terdapat tulisan Nan An Shien, tulisan sebagai salah satu wilayah di Cin yang merupakan asal keluarga Chuat tadi.

Mulanya, Gereja St Maria de Fatima merupakan miliki bangsawan Tionghoa di daerah Pecinan (sekarang bernama petak Sembilan/Toasebio). Tujuan utama pembelian tanah itu adalah mendirikan gereja, sekolah, dan asrama bagi orang Hoakiauw (Cina Perantauan).

"Awalnya, gereja ini adalah rumah dari seorang Tionghoa. Hingga pada tahun 1950-an, seorang pastur membeli rumah tersebut dan menjadikannya sebuah gereja. Selain itu mendirikan asrama bagi kaum Hoakiauw (China perantauan) yang bersekolah di Jakarta Barat," jelasnya.

Pada bagian dalam gereja, umat nasrani dapat merasakan atmofer khas Tionghoa, terlihat pada konstruksi bangunan altar yang terbuat dari kayu yang diukur dan warna merah serta emas sebagai warna khas Tionghoa. Jon/P-5


Redaktur : M Husen Hamidy
Penulis : Yohanes Abimanyu

Komentar

Komentar
()

Top