![St Maria de Fatima Berarsitektur Tionghoa](https://koran-jakarta.com/images/article/phpwl_kxl_resized.jpg)
St Maria de Fatima Berarsitektur Tionghoa
![St Maria de Fatima Berarsitektur Tionghoa](https://koran-jakarta.com/images/article/phpwl_kxl_resized.jpg)
Selain itu, lanjut Rani, di pelisir atap bangunan sayap kiri terdapat tulisan Nan An Shien, tulisan sebagai salah satu wilayah di Cin yang merupakan asal keluarga Chuat tadi.
Mulanya, Gereja St Maria de Fatima merupakan miliki bangsawan Tionghoa di daerah Pecinan (sekarang bernama petak Sembilan/Toasebio). Tujuan utama pembelian tanah itu adalah mendirikan gereja, sekolah, dan asrama bagi orang Hoakiauw (Cina Perantauan).
"Awalnya, gereja ini adalah rumah dari seorang Tionghoa. Hingga pada tahun 1950-an, seorang pastur membeli rumah tersebut dan menjadikannya sebuah gereja. Selain itu mendirikan asrama bagi kaum Hoakiauw (China perantauan) yang bersekolah di Jakarta Barat," jelasnya.
Pada bagian dalam gereja, umat nasrani dapat merasakan atmofer khas Tionghoa, terlihat pada konstruksi bangunan altar yang terbuat dari kayu yang diukur dan warna merah serta emas sebagai warna khas Tionghoa. Jon/P-5
Redaktur : M Husen Hamidy
Komentar
()Muat lainnya