Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pelestarian Lingkungan

Srikandi Sungai Peduli Lingkungan dan Perempuan

Foto : ISTIMEWA

Menteri Pemberdayaan Perem­puan dan Perlindungan Anak (PPPA), Yohana Yembise.

A   A   A   Pengaturan Font

KLATEN - Keberadaan Srikandi Sungai Indonesia di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, yang luar biasa peduli lingkungan dapat menjadi percontohan daerah atau kabupaten lainnya di Tanah Air. Selain peduli lingkungan, para Srikandi ini juga ramah perempuan dan anak.

Hal tersebut dikatakan oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Yohana Yembise, usai acara pengukuhan Srikandi Sungai dan peresmian Taman Sungai Kali Tengah di Desa Kali Tengah, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Kamis (8/11) petang.

Menurut Yohana, terjadinya bencana alam banjir dan tanah longsor merupakan contoh dampak karena sungai-sungai yang tidak dijaga, akibatnya datang bencana menjadi masalah bagi masyarakat.

Ia mengatakan, ibu-ibu sebagai Srikandi Sungai Indonesia untuk memperhatikan dengan menjaga sungai-sungai yang ada di wilayah ini. "Mereka harus sadar dan melindungi anak-anak mereka agar jangan sampai ada bencana yang bisa menjadi korban. Banyak hal yang bisa diperbuat membuat lingkungan menjadi ramah di sepanjang sungai harus bersih dan ramah terhadap anak," kata Yohana.

Selain itu, kata dia, sepanjang sungai jangan ada tempat-tempat yang dibangun seperti toilet, yang akhirnya adanya muncul kejahatan seksual. Hal ini, yang harus dihindari dengan menjadi lingkungan sungai yang ramah perempuan, dan anak.

Yohana mengatakan, perempuan selain menjadi kelompok yang paling rentan terkena kekerasan dan eksploitasi, juga rentan terkena dampak perubahan iklim.

Hal itu, menurutnya, menjadi salah satu pemicu terjadinya bencana alam di Indonesia di daerah rawan bencana. Dan faktanya saat terjadi bencana alam, jumlah perempuan yang bertahan lebih sedikit dibanding laki-laki.

Bahkan, lanjut dia, belum lagi penanganan pascabencana yang tidak responsif gender pastinya akan berdampak terhadap perempuan. Kaum perempuan merupakan bagian dari agen perubahan yang secara efektif dapat melakukan upaya mitigasi perubahan iklim.

Dalam kesempatan itu, Yohana mengatakan, pengelolaan lingkungan disinyalir dapat menjadi salah satu upaya antisipasi dampak perubahan iklim.

"Kondisi lingkungan yang buruk akan menyulitkan masyarakat bebas dari kemiskinan dan keterbatasan akses di berbagai bidang. Dalam kondisi itu, perempuan akan menjadi kelompok yang paling dominan menanggung dampaknya, salah satunya dalam keterbatasan akses perempuan pada air bersih dan sanitasi," katanya.

Apalagi perempuan saat ini, kata dia, masih memiliki keterbatasan terutama dalam proses pengambilan keputusan di lingkungan rumah tangga serta keterlibatan mereka dalam proses penentuan kebijakan air dan sanitasi, baik di lingkungan masyarakat maupun tingkat nasional.

Sementara itu, Bupati Klaten, Sri Mulyani, mengatakan untuk mewujudkan lingkungan yang bersih, aman, dan nyaman memerlukan gerakan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan. Dalam upaya antisipasi terhadap dampak perubahan iklim, dibutuhkan peran dari para penggiat lingkungan.

"Srikandi Sungai Indonesia ini menjadi hal yang sangat membanggakan. Ini pembuktian bahwa kaum perempuan dapat memberikan kontribusinya dalam pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan terutama daerah aliran sungai," katanya. YK/E-3

Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top