Sisi Produksi Harus Lebih Didorong untuk Capai Tujuan Energi Hijau
FABBY TUMIWA Sumber: BPS Direktur Eksekutif IESR - Investor akan masuk ke satu negara jika dia mendapat akses ke energi bersih untuk menghasilkan produknya yang selanjutnya dilepas ke pasar global. Jadi, buyer akan berminat jika dalam proses produksi menggunakan energi ramah lingkungan.
Komitmen Indonesia sendiri untuk mengendalikan perubahan iklim, telah tercantum pada Prioritas Nasional ke-6 di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 yakni membangun lingkungan hidup, meningkatkan ketahanan bencana dan perubahan iklim. Prioritas itu diturunkan melalui tiga program prioritas yakni peningkatan kualitas lingkungan hidup, peningkatan ketahanan bencana dan iklim serta pembangunan rendah karbon.
Direktur Eksekutif Institute for Essential and Service Reform (IESR), Fabby Tumiwa, sebelumnya mengatakan masyarakat global ke depan menuntut industri hijau yang berbasis pada ekonomi sirkular dan energi terbarukan.
"Investor akan masuk ke satu negara jika dia mendapat akses ke energi bersih untuk menghasilkan produknya yang selanjutnya dilepas ke pasar global. Jadi, buyer akan berminat jika dalam proses produksi menggunakan energi ramah lingkungan," kata Fabby.
Sebaliknya, kalau produknya masih menggunakan energi fosil maka produknya akan dibeli murah sehingga berpotensi merugi. "Kalau Indonesia tidak bisa menjamin akses pelaku usaha atas energi terbarukan maka investor akan kabur dari Indonesia dan beralih ke negara lain," kata Fabby.
Direktur Eksekutif Energi Watch, Mamit Setiawan, mengatakan pemanfaatan EBT harus mendorong perekonomian nasional, terutama penciptaan lapangan kerja dan peningkatan kandungan lokal.
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya