Singapura Gelar Pemilihan Presiden Hari Ini, 3 Kandidat Bersaing
Pusat Departemen Pemilihan Umum di Singapura. Singapura menggelar pemilihan presiden pertama sejak 10 tahun.
SINGAPURA - Warga Singapura menuju tempat pemungutan suara pada Jumat (1/9) dalam pemilihan presiden pertama di negara kota tersebut selama lebih dari satu dekade. Pemungutan suara diawasi ketat sebagai indikasi dukungan terhadap partai berkuasa setelah serangkaian skandal politik.
Peran presiden sebagian besar bersifat seremonial, namun ada persyaratan ketat untuk posisi tersebut, yang secara formal mengawasi akumulasi cadangan keuangan kota dan memegang kekuasaan untuk memveto tindakan tertentu serta menyetujui penyelidikan anti-korupsi.
Meskipun jabatan kepresidenan adalah jabatan non-partisan berdasarkan konstitusi, garis politik sudah ditentukan menjelang pemilu untuk menggantikan petahana Halimah Yacob, yang pada 2017 mencalonkan diri tanpa ada lawan.
Pemerintahan negara kota ini dijalankan oleh perdana menteri Lee Hsien Loong dari Partai Aksi Rakyat (PAP) sejak 1959.
Para pengamat mengatakan pemungutan suara dapat menunjukkan tingkat dukungan PAP menjelang pemilihan umum yang dijadwalkan pada 2025 atau ketidakpuasan setelah skandal baru-baru ini yang mencakup penyelidikan korupsi terhadap menteri transportasi dan pengunduran diri dua anggota parlemen PAP karena perselingkuhan.
Kandidat yang diunggulkan adalah mantan wakil perdana menteri dan menteri keuangan Tharman Shanmugaratnam, yang sudah lama menjadi pendukung PAP sebelum mengundurkan diri menjelang pencalonannya.
Ekonom berusia 66 tahun ini secara luas dianggap mendapat dukungan pemerintah. Independensinya dipertanyakan selama kampanye.
Kandidat lainnya, mantan eksekutif asuransi Tan Kin Lian (75) mendapat dukungan dari beberapa pemimpin oposisi.
Kandidat ketiga, Ng Kok Song (75) adalah mantan kepala investasi di dana kekayaan negara Singapura GIC, yang mengelola cadangan devisa negara.
"Pemilihan presiden semakin diperlakukan seperti pemilu," kata Mustafa Izzuddin, analis politik di konsultan Solaris Strategies Singapura.
"Protes diperkirakan meningkat karena sentimen yang bimbang terhadap pemerintah yang berkuasa."
PAP baru-baru ini diguncang skandal politik, sebuah hal yang jarang terjadi di negara kota ini yang memanfaatkan reputasi pemerintahannya yang bersih untuk menjadi pusat internasional bagi berbagai industri seperti keuangan dan penerbangan.
PAP mengalami kinerja pemilu terburuknya pada 2020 namun tetap mempertahankan lebih dari dua pertiga mayoritasnya.
Memilih adalah wajib bagi lebih dari 2,7 juta warga negara Singapura yang memenuhi syarat.Mereka yang tidak memilih tanpa alasan yang sah berisiko dicoret dari daftar pemilih.
Singapura mewajibkan calon presiden untuk menjabat sebagai pegawai negeri senior atau kepala eksekutif sebuah perusahaan dengan ekuitas pemegang saham setidaknya 500 juta dolar Singapura ($370 juta).
Mungkin fungsi presiden yang paling penting adalah sebagai penjaga cadangan keuangan Singapura, yang hanya dapat digunakan dalam keadaan luar biasa, seperti pandemi Covid-19 dan krisis keuangan global tahun 2009.
Redaktur : Lili Lestari
Komentar
()Muat lainnya