Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Keterbatasan Ruang

Singapura Bangun Infrastuktur Bawah Tanah

Foto : AFP/Roslan RAHMAN

Stasiun Bawah Tanah l Sebuah proyek pembangunan stasiun MRT bawah tanah sedang dikerjakan di Singapura pada 21 Agustus lalu. Singapura di masa depan akan memperbanyak pembangunan infrastruktur bawah tanah karena keterbatasan ruang di negara kota itu.

A   A   A   Pengaturan Font

SINGAPURA - Sejumlah perancang tata kota di Singapura pada Minggu (1/9) menyatakan berencana untuk membangun infrastruktur bawah tanah untuk mengimbang laju pertumbuhan penduduknya dan keterbatasan ruang. Langkah ini diambil setelah pembangunan infrastruktur dengan membangun gedung-gedung tinggi dan melakukan reklamasi laut sudah tak memungkinkan lagi untuk dilakukan di Singapura.

"Kami patut mempertimbangkan opsi pembangunan infrastruktur bawah tanah," kata Abhineet Kaul, pakar bidang publik di perusahaan konsultan Frost & Sullivan. "Kami menghadapi tuntutan yang luar biasa bagi lahan industri, komersial, pemukiman dan lahan terbuka hijau di Singapura," imbuh dia.

Singapura telah mengelola secara hati-hati terkait pertumbuhan di negaranya selama beberapa dekade terakhir untuk menghindari masalah-masalah seperti yang dihadapi kota-kota metropolitan di negara-negara berkembang Asia lainnya, seperti kepadatan penduduk dan lalu lintas.

Seiring dengan bakal meningkatnya populasi yang kini berjumlah 5,6 juta orang dalam beberapa tahun mendatang, otoritas di Singapura saat ini sedang mempertimbangkan untuk memaksimalkan pemanfaatan ruang dengan membuat infrastrukur dibawah jalanan yang ada di negara kota itu.

Baca Juga :
Unjuk Rasa Energi

Sebelumnya Singapura telah berhasil membuat jaringan jalan raya bawah tanah yang modern yang dilengkapi sistem ventilasi udara yang amat canggih. Namun saat ini negara itu mengincar untuk melakukan pembangunan fasilitas di bawah tanah untuk mengoptimalisasi lahan yang ada diatasnya.

Berdasarkan draf rancangan pembangunan yang dipublikasikan pada Maret lalu, pemerintah Singapura ingin membangun fasilitas umum, transport, pergudangan dan industri di bawah tanah demi menghemat penggunaan lahan di permukaan tanah. Dalam draf rancangan itu belum dicantumkan rencana pembangunan pemukiman bawah tanah.

"Teknologi 3 dimensi akan dimanfaatkan untuk pemetaan bawah tanah. Tiga area proyek percontohan sudah dipetakan," demikian pernyataan Otoritas Pembangunan Kembali Wilayah Urban.

Bukan yang Pertama

Rencana Singapura untuk memanfaatkan area bawah tanah ini bukan yang pertama diterapkan di dunia. Sebelumnya Ibu Kota Finlandia, Helsinki, telah memanfaatkan terowongan bagi lahan parkir kendaraan, pusat-pusat perbelanjaan, bahkan kolam renang.

Sementara di Montreal, Kanada, juga telah dibangun kota bawah tanah juga dengan memanfaatkan terowongan yang menghubungkan sejumlah titik.

Dalam laporan yang dibiayai Samsung terkait wajah dunia pada 50 tahun mendatang, diperkirakan bakal bermunculan gedung-gedung bawah tanah yang memiliki banyak lantai di sejumlah kota besar.

Sejak 1965, Singapura telah menerapkan metode perluasan lahan melalui reklamasi laut yang berhasil memperluas negara kota itu seluas 720 kilometer persegi. Sayangnya reklamasi saat ini semakin mahal apalagi negara-negara yang tadinya mengimpor pasir ke Singapura telah menghentikan operasinya karena alasan pengerukan pasir membahayakan lingkungan. SB/AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S, AFP

Komentar

Komentar
()

Top