Setelah Rusuh, Kerugian Menunggu
Inilah sebab, banyak pedagang Tanah Abang kecewa. Kesempatan mereka untuk mendapatkan untung menjelang Lebaran jadi terbuang. Hitung punya hitung, sekitar 200 miliar rupiah per hari hilang begitu saja dari Tanah Abang. Jumlah ini belum lagi ditambah dengan berkurangnya pendapatan transportasi umum, pedagang makanan, hingga biaya komunikasi seluler.
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta memperkirakan kerugian transaksi perdagangan akibat rusuh 22 Mei mencapai 1,5 triliun. Sebab, sejumlah kegiatan ekonomi lumpuh, terutama di wilayah Jakarta Pusat, wilayah Tanah Abang, kawasan Jalan Sudirman-Thamrin, dan kawasan Jalan Sabang. Sementara itu, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menyebutkan kerugian pusat perbelanjaan atau mal di kawasan Jakarta yang menutup kegiatan operasionalnya karena aksi 22 Mei lalu setidaknya mencapai 1,5 triliun rupiah dalam satu hari.
Kerugian sudah pasti dialami para pengelola hotel di kawasan yang terkena imbas kerusuhan 22 Mei. Selain jumlah tamu hotel berkurang, kekhawatiran untuk melanjutkan tinggal di Jakarta menjadi besar. Ujung-ujungnya, jumlah wisatawan menjadi berkurang pula.
Jika semua kerugian itu terakumulasi, berapa banyak kesempatan yang hilang begitu saja. Sungguh mengecewakan, padahal pihak-pihak yang terkait dengan kerusuhan cuma sekadar menakut-nakuti, namun tidak berpikir dampak yang terjadi kemudian.
Untuk itu, pantaslah kita mengutuk aksi-aksi yang berujung kerusuhan. Sebab, manfaat dari aksi merusak itu bukan semata ingin diperhatikan, namun lebih dari itu, yakni merusak tatanan publik dan mengabaikan kepentingan umum.
Halaman Selanjutnya....
Komentar
()Muat lainnya