Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penyakit Menular

Setelah 70 Tahun Berjuang, Tiongkok Terima Sertifikat Bebas Malaria

Foto : ORGANISASI KESEHATAN DUNIA/C MCNAB

PERIKSA PARASIT MALARIA - Seorang pekerja laboratorium memegang apusan darah yang akan diperiksa parasit malaria di bawah mikroskop di Institut Penyakit Parasit Yunnan, Tiongkok, beberapa waktu lalu.

A   A   A   Pengaturan Font

Pada tahun 1967, Tiongkok meluncurkan program ilmiah untuk menemukan pengobatan malaria baru, yang mengarah pada penemuan artemisinin pada 1970-an, senyawa inti terapi kombinasi berbasis artemisinin (ACTs), yang merupakan obat antimalaria paling efektif yang tersedia.

Pada 1980-an, Tiongkok termasuk negara pertama yang secara ekstensif menguji penggunaan kelambu berinsektisida untuk mencegah malaria. Pada 1988, lebih dari 2,4 juta telah didistribusikan secara nasional. Pada akhir 1990, jumlah kasus malaria di Tiongkok telah turun drastis menjadi 117.000, dan kematian telah berkurang hingga 95 persen.

"Kemampuan Tiongkok untuk berpikir di luar kotak membantu negara dengan baik dalam menanggapi malaria, dan juga memiliki efek riak yang signifikan secara global," kata Direktur Program Malaria Global WHO, Pedro Alonso.

Sejak 2003, Tiongkok meningkatkan upaya di seluruh bidang yang membawa jumlah kasus tahunan turun menjadi sekitar 5.000 dalam waktu 10 tahun. Setelah empat tahun berturut-turut tanpa kasus asli, Tiongkok mengajukan sertifikasi WHO pada 2020.

Para ahli melakukan perjalanan ke Tiongkok pada Mei tahun ini untuk memverifikasi status bebas malaria, dan rencananya untuk mencegah penyakit itu datang kembali. Risiko kasus impor tetap menjadi perhatian, tidak hanya di antara orang-orang yang kembali dari Afrika sub-Sahara dan daerah lain yang terkena malaria, tetapi juga di Provinsi Yunnan selatan, yang berbatasan dengan Laos, Myanmar, dan Vietnam, semuanya berjuang melawan penyakit tersebut.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S, CNA

Komentar

Komentar
()

Top