Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Sering Disalahkan, Ibu Kerap Depresi Usai Alami Kelahiran Mati

Foto : Freepik/Prostooleh

Ilustrasi.

A   A   A   Pengaturan Font

Di luar hilangnya nyawa yang menghancurkan, kelahiran mati atau stillbirths sering dianggap sebagai kesalahan ibu, yang mengakibatkan rasa malu di depan umum atau perasaan bersalah atau malu individu yang mencegah duka publik atas rasa kehilangan mereka.

Padahal, kelahiran mati dapat memicu depresi, kecemasan, dan gejala psikologis lain yang lebih tinggi yang mungkin bertahan lama bagi orang tua. Tak sedikit dari mereka yang mungkin menghindari orang atau aktivitas sosial, mengasingkan diri secara sosial dan memperburuk gejala depresi dalam jangka pendek dan jangka panjang.

Kelahiran mati sendiri didefinisikan sebagai bayi yang lahir tanpa tanda-tanda kehidupan setelah ambang tertentu, biasanya terkait dengan usia kehamilan atau berat bayi.

UNICEF melaporkan setidaknya satu bayi lahir dalam keadaan mati setiap 16 detik sekali, atau sekitar 2 juta kematian setiap tahun. Kelahiran mati terjadi dengan frekuensi yang mengkhawatirkan di banyak negara. Meski beberapa kemajuan telah dicapai demi mengurangi tingkat kelahiran mati global, hasilnya tidak merata.

Rata-rata, risiko lahir mati tujuh kali lebih tinggi di negara berpenghasilan rendah dengan 21 kematian per 1.000 total kelahiran. Angka ini amat jauh jika dibandingkan dengan jumlah kasus kelahiran mati di negara berpenghasilan tinggi yang hanya mencatat sekitar 3 kematian per 1.000 total kelahiran.

Walau begitu, jumlah ini mungkin berbeda dengan yang sebenarnya dilapangan mengingatbanyak kasus di mana kelahiran mati tak dilaporkan sehingga jumlahnya mungkin lebih banyak.

Lebih tragisnya, mayoritas kematian lahir dapat dicegah melalui perawatan berkualitas selama kehamilan dan saat melahirkan. Melansir laman UNICEF, Penyebab kelahiran mati umumnya disebabkan oleh komplikasi selama persalinan, pendarahan sebelum melahirkan, infeksi, dan komplikasi kehamilan dengan hambatan pertumbuhan janin sebagai penyebab umum yang mendasari. Faktor yang berhubungan dengan ibu, seperti usia dan kebiasaan merokok juga dapat meningkatkan risiko penyakit ibu dan kelahiran mati sang bayi. Diperkirakan 10 persen kelahiran mati di seluruh dunia disebabkan oleh ragam penyakit tidak menular (PTM).

Dari apa yang kita ketahui tentang penyebab lahir mati, jelas bahwa memberikan perawatan berkualitas, dukungan, dan sumber daya yang mendorong gaya hidup sehat dan kehamilan dapat sangat mengurangi risiko lahir mati pada wanita. Sistem atau fasilitas kesehatan yang lebih baik dan perawatan antenatal dan persalinan berkualitas tinggi juga sangat penting untuk mengakhiri kasus kelahiran mati yang dapat dicegah.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top