Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Kamis, 13 Okt 2022, 21:43 WIB

Sering Berada di Luar Ruang Dapat Jauhkan Mata Anak dari Kelainan

Ilustrasi-Anak bermain di luar.

Foto: Istimewa.

JAKARTA - Data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) dengan nama Vision 2020 Action Plan 2006-2010, menyebutkan bahwa terdapat sekitar 500.000 anak menjadi buta setiap tahunnya. Oleh karenanya orang tua perlu memperhatikan kesehatan mata anak-anak mereka di tengah penggunaan gawai yang tinggi dan perilaku kurang bermain di luar ruang.

Dokter Spesialis Mata Anak Ketua Service Pediatrik Oftalmologi & Strabismus JEC Eye Hospitals & Clinics, Dr. Ni Retno Setyoningrum, SpM(K), MMedEdu, menerangkan sekitar 80 persen dari apa yang dipelajari seorang anak sebelum usia 13 tahun disajikan secara visual. Mata yang sehat sangat penting bagi anak untuk proses pembelajaran yang optimal.

"Ada beberapa kelainan yang sering terjadi pada anak seperti gangguan refraktif (mata minus dan mata plus). Selain keduanya ada beberapa penyebab gangguan kesehatan mata lain yang sering terjadi, seperti strabismus atau mata juling, retinopathy of prematurity atau tidak terbukanya retina, katarak pada bayi, ambliopia atau mata malas," ujar dia dalam konferensi pers di Jakarta Kamis (13/10).

Ia menambahkan mata anak-anak terjadi kelainan karena perilaku yang tidak baik yang diterapkan oleh orang tua. Sesuai WHO seharusnya sebelum berumur 3 tahun anak-anak tidak boleh memegang gawai. Baru setelah usia 3-4 tahun boleh menggunakannya dengan waktu dibatas hanya 30 menit setiap hari.

Anak-anak yang berada di dalam ruangan dengan melihat benda-benda pada jarak pendek di bawah 6 meter akan melakukan akomodasi atau menyesuaikan fokus pada benda secara terus menerus. Hal ini membuat mata lelah yang menyebabkan terjadinya kelainan berupa mata minus atau rabun jauh.

"Mereka perlu aktivitas outdoor dengan untuk melihat pemandangan yang luas dan jauh. Pada jarak 6 meter lebih mata tidak akan melakukan akomodasi sehingga hal ini membuat mata tidak terus menyesuaikan fokus," kata dia.

Jika hal itu dibiarkan selain mata menjadi minus juga membuat mata menjadi juling. Jika tidak segera diberi kacamata maka lama-lama kelainannya akan semakin parah, sehingga memperparah kondisi penglihatan yang bisa berujung pada kebutaan.

"Banyak masalah penglihatan pada anak-anak tidak memperlihatkan tanda atau gejala yang jelas. Bahkan, tidak terdeteksi oleh pemeriksaan biasa. Pemeriksaan mata yang komprehensif sejak dini oleh dokter mata menjadi kunci," tegas Dr. Ni Retno.

Kampanye Kesehatan

Bertepatan dengan peringatan World Sight Day 2022, Bosch Automotive Aftermarket (Bosch AA) meluncurkan kampanye "Care for Life" dengan menggandeng JEC Eye Hospitals & Clinics dan SOS Children's Villages Indonesia. Aksi ini untuk membantu memulihkan kesehatan mata anak-anak yang mengalami gangguan penglihatan.

Dengan misi untuk mendukung terwujudnya masa depan yang lebih baik bagi kalangan yang membutuhkan di mana pun Bosch berada, inisiatif "Care for Life" di Indonesia berfokus pada #CareForSight untuk meningkatkan kualitas penglihatan anak. Negeri ini saat ini berada di peringkat ketiga di antara 10 negara yang memiliki jumlah penderita gangguan penglihatan tertinggi di dunia.

"Melalui 'Care for Life', Bosch AA berupaya membangun kemitraan jangka panjang dengan organisasi yang memahami kebutuhan kalangan yang menjadi fokusnya. Tujuan kami adalah untuk menciptakan dampak yang mengubah kehidupan anak-anak Indonesia," kata Country Sales Director Bosch AA di Indonesia Griselda Iwandi.

Bersama SOS Children's Villages dan JEC Eye Hospitals and Clinics, fokus #CareForSight adalah mewujudkan dengan melakukan pemeriksaan mata kepada 120 anak, termasuk pemberian kacamata korektif. Tak berhenti di situ, berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut, anak-anak tersebut akan mendapatkan tindakan medis untuk penanganan dan perawatan lebih lanjut, seperti operasi katarak - jika diperlukan, guna meningkatkan kualitas hidup mereka.

Project Director SOS Children's Villages Indonesia, Hardian Baja Gunanta menjelaskan, SOS Children's Villages sangat mengapresiasi Bosch AA yang telah menggandeng sebagai mitra dalam pelaksanaan inisiatif #CareForSight. Pihaknya percaya kepedulian Bosch AA untuk meningkatkan kesehatan mata ini akan berdampak bagi anak-anak SOS Children's Villages di Indonesia yang kelak akan menjadi penerus masa depan.

"#CareForSight sejalan dengan misi kami untuk memastikan setiap anak mendapatkan kesempatan yang sama untuk berkembang dan meningkatkan potensi diri mereka. Keterbatasan penglihatan tentunya akan sangat mempengaruhi seorang anak dalam menjalani kehidupannya, bahkan sesederhana menjalankan rutinitas mendasar sehari-hari," ujarnya.

Griselda menambahkan, untuk memberikan dampak yang lebih besar, Bosch AA berencana memperluas jangkauan inisiatif #CareForSight ke wilayah di luar Pulau Jawa, terutama di kawasan terpencil yang akses terhadap fasilitas kesehatan, apalagi kesehatan mata, masih sangat terbatas pada 2023 mendatang.

"Untuk mewujudkan itu, kami mengajak karyawan dan pelanggan Bosch, serta masyarakat luas untuk ikut berpartisipasi dalam inisiatif #CareForSight. Kami optimistis, dengan keterlibatan semakin banyak pihak, penanganan gangguan penglihatan pada anak-anak dapat semakin gencar dijalankan," tambah Griselda Iwandi.

Bosch AA akan membuka halaman galang dana untuk mengakomodir donasi masyarakat mulai akhir Oktober nanti. Selain itu, pelanggan dan pengguna produk-produk Automotive Aftermarket Bosch juga bisa berkontribusi dengan mudah.

Setiap pembelian satu pasang wiper terbaru Bosch, yakni seri Aerotwin Wiper, masyarakat telah menyumbangkan 10.000 rupiah untuk #CareForSight. Produk terbaru ini sudah diluncurkan dan tersedia secara eksklusif di Shopee mulai 19 September 2022.

Redaktur: Muchamad Ismail

Penulis: Haryo Brono

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.