Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Unjuk Rasa di Prancis

Serikat Pekerja dan Aktivis Sayap Kiri Ikut Demo

Foto : AFP/PATRICK HERTZOG

BENTROK DENGAN DEMONSTRAN l Polisi antihuru-hara Prancis, bentrok dengan pengunjuk rasa “Rompi Kuning” di Kota Strasbourg, Prancis, Sabtu (27/4). Aksi unjuk rasa “Rompi Kuning” saat ini telah memasuki pekan yang ke-24.

A   A   A   Pengaturan Font

PARIS - Ribuan anggota serikat buruh dan aktivis sayap kiri dilaporkan telah bergabung dengan kelompok "Rompi Kuning" dalam aksi unjuk rasa di Paris, Prancis, pada Sabtu (27/4). Kelompok "Rompi Kuning" kembali menggelar aksi dalam rangka menolak pemotongan pajak yang digagas oleh Presiden Prancis, Emmanuel Macron, karena usulan itu dinilai telah amat terlambat.

"Sekitar 23 ribu warga ikut serta dalam demonstrasi di seluruh Prancis pada Sabtu (27/4). 2.600 diantaranya berunjuk rasa di Paris," demikian pernyataan Kementerian Dalam Negeri Prancis.

Aksi unjuk rasa di ibu kota Prancis yang diorganisir oleh kelompok militan di serikat pekerja nasional, General Confederation of Labour (CGT). Tak hanya di Paris, aksi unjuk rasa pun terjadi di Kota Strasbourg, dimana dilaporkan para demonstran bentrok dengan aparat polisi.

Dalam aksi unjuk rasa di Paris, masih digerakkan oleh kelompok "Rompi Kuning" yang memulai aksi mereka sejak enam bulan lalu. Aksi "Rompi Kuning" awalnya untuk memprotes kenaikan harga bahan bakar dan pajak pensiun oleh pemerintah pimpinan Presiden Macron.

Namun dalam perkembangan baru, tokoh-tokoh politik senior dari sayap kiri turut serta dalam aksi unjuk rasa antipemerintah ini, termasuk diantaranya anggota parlemen Jean-Luc Melenchon, yang merupakan saingan politik dan kritikus aktif terhadap Presiden Macron.

Beberapa hari lalu, Presiden Macron mengumumkan bahwa akan melakukan pemotongan pajak lebih banyak lagi dengan alasan untuk membantu warganya yang memiliki pensiun amat kecil.

Bentrokan di Strasbourg

Sementara itu polisi dilaporkan telah menutup akses ke lembaga-lembaga besar Uni Eropa di Kota Strasbourg, etelah terjadi bentrokan antara polisi dan demonstran di kota tersebut. Bentrokan pecah setelah polisi memblokade rute para pengunjuk rasa yang mengarah ke gedung Parlemen Eropa.

Beberapa demonstran melemparkan batu dan botol ke polisi antihuru-hara, yang kemudian dibalas dengan menembakkan gas air mata ke arah pengunjuk rasa yang rusuh.

Polisi juga memukul mundur sekelompok aktivis, beberapa diantaranya mengenakan topeng dan mengenakan pakaian hitam, yang mencoba memaksa merangsek menuju gedung Dewan Eropa.

Pejabat setempat mengatakan sekitar 2.000 orang ambil bagian dalam protes Strasbourg, dengan 42 ditangkap setelah demonstran merusak properti, juga membakar mobil. Dalam unjuk rasa di Strasbourg dilaporkan tiga petugas polisi, tiga demonstran, dan seorang penduduk setempat mengalami luka dalam bentrokan itu, dan semuanya telah mendapatkan perawatan medis.

Selain di Strasbourg, aksi unjuk rasa juga terjadi di Marseille dan Montpellier.

Lewat media sosial, kelompok-kelompok ekstremis mengeluarkan seruan bagi para pendukung "Rompi Kuning" untuk bergabung dalam demonstrasi May Day di Paris pada Rabu (1/5) lusa. ang/AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top