Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Serial Horor Losmen Melati Mulai Pengambilan Gambar

Foto : ISTIMEWA

losmen

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Losmen Melati, serial horor berbahasa Indonesia resmi memulai pengambilan gambar utama. Tayangan yang diproduksi bersama Catchplay dan Infinite Studios dariSingapura, yang didukung oleh Infocomm Media Development Authority (IMDA) Singapura, terdiri dari 10 seri.

Berbeda dengan model series yang setiap episode ceritanya saling berkaitan, serial ini pada setiap episode menceritakan kisah berbeda yang tidak berhubungan dengan sebelumnya. Cerita dibuat mendebarkan, yang berpusat pada sebuah wisma tamu dan kematian misterius setiap pengunjungnya, satu demi satu.

Mike Wiluan, CEO Infinite Studios, Mike Wiluan yang dikenal sebagai sutradara film Buffalo Boys dan Grisse yang berperan sebagai showrunner atau kepala produksi sekaligus, akan menghidupkan kisah horor ini. Ia dibantu oleh Billy Christian sebagai Co Director. Sebelumnya ia dikenal sebagai sutradara film Folklore 2 dan The Sacred Riana: Awal.

"Kami sangat senang dapat memproduksi serial berbahasa Indonesia pertama untuk pelanggan kami di Indonesia," ungkap CEO Catchplay Group, Daphne Yang dalam siaran pers Rabu (1/6).

Berdasarkan data penonton Catchplay, tayangan horor selalu disambut antusias oleh masyarakat Indonesia, dan selalu tercatat dengan durasi menonton yang tinggi. Melalui produksi bersama ini, ia berharap Losmen Melati dapat menghadirkan tampilan baru pada drama horor Indonesia, sekaligus menghibur para pemirsa dengan cerita yang luar biasa.

Jajaran pemain yang akan berperang dalam serial ini antara lain Alexandra Gottardo, Kiki Narendra, Dwi Sasono, Imelda Therinne, Cornelio Sunny. Pemain lainnya adalah Adinda Breton, Bimasena, Shareefa Daanish, Widika Sidmore dan Putra Dinata.

"Banyak kerja keras dan upaya yang telah dikerahkan untuk menghasilkan tayangan ini. Karakter di dalamnya dikembangkan secara ekstensif dan benar-benar melekat, agar bisa menghadirkan keseluruhan aura, rasa dan atmosfer Losmen Melati," kata Alexandra Gottardo.

Ia menambahkan, meskipun Losmen Melati serial horor, namun ada kedalaman karakter yang nyata, yang akan menarik penonton dan membuat mereka benar-benar berempati pada setiap individu. Oleh karenanya ia merasa sangat beruntung bisa bekerja di acara tv dengan konsep yang saya sukai, bersama dengan orang-orang yang berbakat dan kreatif.

Diposisikan sebagai produksi premium, proses scripting Losmen Melati sudah berjalan lebih dari satu tahun, diikuti dengan tahapan pra-produksi selama 8 minggu, di mana tim inti mempersiapkan untuk syuting intensif selama 50 hari. Karena Losmen Melati adalah horor supernatural, maka ada penekanan kuat pada desain produksi, rias wajah, pakaian, serta efek visual.

Proses syuting pengambilan gambar non utama sudah dimulai sejak 7 Mei 2022 di Studio Infinite, Batam. Serial ini ditargetkan tayang perdana pada akhir tahun 2022 di platform Catchplay+ di seluruh kawasan.

Sinopsis

Losmen Melati awalnya adalah sebuah rumah perkebunan kolonial Belanda tua, yang kemudian diubah menjadi sebuah penginapan. Rumah itu pernah dimiliki oleh seorang dokter lokal bernama Kusno, yang diam-diam melakukan eksperimen tidak manusiawi pada mayat. Setelah kedatangan Melati, seorang gadis desa muda yang memiliki ilmu gaib dan mempercayai legenda urban, barulah terungkap bahwa rumah itu dan penghuninya dikutuk oleh arwah orang mati.

Dengan menerima kutukan kegelapan, Melati memperoleh kehidupan abadi, dan berharap dapat menghidupkan kembali mendiang putranya. Selama beberapa dekade, Losmen Melati telah menjadi tempat singgah orang-orang yang tersesat, bertanya-tanya dan kelelahan.

Melati dapat membaca keadaan para tamu dan ketakutan mereka, yang semakin kuat karena kutukan di wisma itu. Di kamar gelap dalam losmen itulah, mereka yang sudah check-in mengalami hal yang selama ini paling mereka takutkan. Setelah check-in, maka mereka tidak akan bisa check-out.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top