Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Serba Salah! PBB Ungkap Ganja Jadi Jenis Narkotika yang Paling Banyak Diburu Selama Lockdown Covid-19

Foto : Shutterstock

Ilustrasi

A   A   A   Pengaturan Font

Melalui Laporan Obat Dunia tahunannya, Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Narkoba dan Kejahatan (UNODC) menyebutkan, periode penguncian atau lockdown yang diterapkan untuk mengendalikan sebaran infeksi Covid-19 pada 2020, telah mendorong peningkatan penggunaan ganja.

UNODC menjelaskan sekitar 284 juta orang telah menggunakan obat-obatan seperti heroin, kokain, amfetamin atau ekstasi sepanjang 2020. Jumlah itu setara dengan 5,6 persen dari populasi penduduk dunia. Kandungan tetrahydrocannabinol (THC) dalam ganja atau canabis di pasar juga semakin kuat. Laporan UNODC bahkan mencatat ganja sebagai obat-obatan yang paling banyak dikonsumsi sepanjang lockdown, dengan 209 juta orang di dunia mengonsumsi ganja pada 2020.

"Periode (lockdown) penguncian selama pandemi Covid-19 mendorong peningkatan penggunaan ganja ... pada 2020," katanya.

Meningkatnya jumlah konsumsi, turut meningkatkan produksi komoditas obat-obatan tersebut. Produksi kokain bahkan dilaporkan mencapai rekor pada tahun 2020 dengan perdagangan melalui laut meningkat.

Data penyitaan sepanjang 2021 juga menunjukkan ekspansi di luar dua pasar utama Amerika Utara dan Eropa ke Afrika dan Asia.

Adapun laporan yang disusun badan itu berfokus pada tiga negara. Disebutkan, sejumlah negara bagian AS telah melegalkan penggunaan ganja non-medis, yang dimulai dengan Washington dan Colorado pada tahun 2012.

Faktor ini yang juga membuat angka konsumsi obat-obatan itu semakin meningkat.

"Legalisasi ganja tampaknya telah mempercepat tren penggunaan obat dosis tinggi setiap hari yang dilaporkan," kata laporan UNODC.

UNODC juga mencatat bahwa proporsi orang dengan gangguan kejiwaan dan bunuh diri yang terkait dengan penggunaan ganja secara teratur telah meningkat.

Diantara obat-obatan itu opioid menjadi obat paling mematikan, sementara fentanil telah mendorong angka kematian akibat overdosis di AS ke rekor baru. UNODC sementara memperkirakan sekitar 107.622 kasus pada 2021.

Lebih lanjut, prevalensi penggunaan ganja di kalangan remaja "tidak banyak berubah".

"Peningkatan nyata dalam penggunaan produk berpotensi tinggi yang sering dilaporkan di kalangan orang dewasa muda", katanya.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top