Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Antisipasi Krisis Pangan

Serap Langsung Gabah Petani, Bulog Bakal Putus Akses Tengkulak

Foto : KORAN JAKARTA/FREDRIKUS W SABINI

Dirut Bulog, Budi Waseso saat meninjau infrastruktur beras modern di Kendal, Jawa Tengah, Kamis (21/7).

A   A   A   Pengaturan Font

KENDAL - Perum Bulog menyatakan krisis pangan global harus menjadi pembelajaran bagi Indonesia agar secepatnya membangun kedaulatan pangan. Karena itu, lembaga stabilisator pangan tersebut terus memperkuat infrastrukturnya agar bisa terhindar dari ancaman krisis pangan ke depannya.

Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso (Buwas), mengatakan dalam rangka menjalankan penugasan dari pemerintah sebagai penjamin ketersediaan, keterjangkauan, dan stabilitas harga pangan khususnya beras, pihaknya membangun infrastruktur pabrik penggilingan dan pengolahan beras modern (modern rice milling plant/MRMP).

Buwas sebelumnya mengatakan keberadaan mesin penggilingan moderen itu juga membantu petani karena mendapat kenaikan pendapatan. Mereka tidak perlu lagi menjual gabah ke tengkulak, tetapi langsung ke Bulog dengan harga yang wajar. Selama ini, tengkulak menghargai gabah petani 3.700 rupiah per kilogram (kg). Ke depan, Bulog dengan hadirnya MRMP akan membeli gabah petani dengan harga 5.300 rupiah per kg.

Sebanyak sepuluh unit MRMP, jelas Buwas, telah dibangun di daerah-daerah sentra produksi padi, salah satunya berlokasi di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Pengadaan infrastruktur itu akan menjadikan Bulog sebagai "King of Rice" atau Raja Perberasan nasional.

"Sekarang sudah dibangun sebanyak 10 unit, kemudian nanti akan ditambah tiga unit lagi sehingga akan ada 13 unit MRMP seperti yang di Kendal ini. Jadi, krisis pangan global saat ini harus menjadi pembelajaran bagi kita," kata Buwas dalam acara Press Tour di Kendal, Jawa Tengah, Kamis, (21/7).

Turut hadir dalam acara tersebut, Pimpinan Wilayah Perum Bulog Jawa Tengah (Jateng), Akhmad Kholisun, bersama Sekretaris Perusahaan, Awaludin Iqbal.

Lebih lanjut, Buwas menjelaskan MRMP akan membantu petani dan menyederhanakan alur proses pengolahan beras yang terpusat dalam fasilitas pengolahan gabah hasil panen berbasis teknologi modern yang terdiri dari mesin pengering (dryer), unit penggilingan padi (RMU) sebagai mesin konversi gabah menjadi beras dengan dilengkapi teknologi penyortir warna (color sorter).

"Satu unit MRMP Bulog seperti yang di Kendal ini dilengkapi dengan mesin pengering berkapasitas 120 ton per hari, RMU berkapasitas 6 ton per jam dan tiga unit Silo berkapasitas simpan 2.000 ton," tambah Buwas.

Progres investasi proyek MRMP di Kendal, Sragen, dan Subang telah 100 persen rampung dan siap digunakan untuk kegiatan operasi infrastruktur pengolahan untuk manufaktur perberasan di Perum Bulog. MRMP Kendal sendiri sudah mulai beroperasi sejak awal Juli 2022 yang lalu.

Bantu Daerah Defisit

Dia juga mengatakan bahwa infrastruktur yang dibangun itu akan membantu apabila ada daerah yang alami defisit pangan ke depannya. "Apabila nanti ada surplus beras kan bisa disuplai ke daerah-daerah yang alami kekurangan beras," kata Buwas.

Sementara itu, Piwil Bulog Jateng, Akhmad Kholisun, mengatakan pasokan beras di wilayahnya tak mengalami kendala. Selama panen, selalu ada pasokan 800 ton per hari yang disuplai ke MRMP Bulog.

Tahun ini, terang Akhmad, tak ada gangguan berarti dari cuaca. "Ini kan setiap hari panen terus sampai panen gadu akhir Juli nanti. Intinya, pasokan beras di sini aman," pungkas Akhmad.


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top