Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Sabtu, 22 Mar 2025, 12:23 WIB

Serap Gabah Petani, Bulog Maksimalkan SPP Sragen

Aktivitas di Sentra Penggilingan Padi (SPP) Sragen, Jawa Tengah

Foto: istimewa

SRAGEN-Untuk meningkatkan penyerapan, Perum Bulog memaksimalkan operasional Sentra Penggilingan Padi (SPP) Sragen hingga 120 ton gabah yang diproses per siklus selama puncak panen. Langkah itu untuk memperkuat cadangan beras pemerintah (CBP).

General Manager Unit Bisnis Industri Bulog Andy Nugroho mengatakan bahwa saat ini SPP Sragen beroperasi penuh dengan dua hingga tiga shift, mengingat kondisi panen raya yang sedang berlangsung di wilayah tersebut.

"Kapasitas pengeringan kita di SPP Sragen ada 120 ton per siklus, pengeringan padi. Dan untuk penggilingan ini 6 ton per jam. Penggilingan dari gabah ke beras gitu," kata Andy di Sragen, Sabtu (22/3)

Ia menjelaskan SPP Sragen merupakan salah satu dari 10 sentra penggilingan padi yang dimiliki Perum Bulog di seluruh Indonesia, yang memiliki peran vital dalam pengolahan gabah menjadi beras berkualitas.

Dia menuturkan Sentra Penggilingan Padi (SPP) Sragen menjadi infrastruktur penting dalam mengolah gabah kering panen menjadi beras dengan berbagai kualitas, sesuai dengan preferensi konsumen, baik medium maupun premium.

Ia menyebutkan gabah yang diproses di SPP Sragen berasal dari panen di sekitar wilayah Solo Raya, di mana sejak Februari 2025, Bulog cabang Surakarta telah mulai membeli gabah dari petani untuk diolah di sentra tersebut. Pembelian gabah dilakukan dengan harga Rp6.500 per kilogram (kg), sesuai ketentuan pemerintah.

Diketahui, Solo Raya merupakan wilayah metropolitan meliputi enam kabupaten dan satu kota mencakup Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen dan Klaten.

Lebih lanjut, Andy menjelaskan proses pengolahan gabah dimulai dengan pemeriksaan kualitas gabah, dilanjutkan dengan pengeringan dan akhirnya digiling menjadi beras medium yang akan disalurkan untuk cadangan beras pemerintah (CBP).

Setelah pengolahan, beras yang dihasilkan dari SPP Sragen akan dikirim ke gudang-gudang di wilayah Bulog Cabang Surakarta untuk memperkuat stok cadangan pangan pemerintah yang tersebar di berbagai daerah.

Andy berharap bahwa upaya maksimal dalam pengolahan gabah ini dapat mendukung program swasembada pangan yang telah dicanangkan oleh Presiden Indonesia dan meningkatkan ketahanan pangan nasional.

Saat ini, wilayah Solo Raya sedang memasuki masa panen raya, yang menjadi kesempatan penting bagi Bulog untuk meningkatkan penyerapan gabah dari petani dengan kapasitas pengolahan yang optimal di SPP Sragen.

Meski begitu, Andy menuturkan bahwa dalam penyerapan gabah, Bulog Cabang Surakarta tidak hanya mengandalkan SPP Sragen, tetapi juga bekerja sama dengan penggilingan swasta sebagai mitra maklon untuk mempercepat pengolahan gabah.

Ia menambahkan, hingga saat ini, SPP Sragen telah mengolah sekitar 2.000 ton gabah untuk mendukung stok cadangan beras pemerintah.

Sementara itu, Wakil Pemimpin Cabang Bulog Surakarta Dicky Yusfarino mengatakan bahwa pihaknya memiliki wilayah kerja seluruh wilayah Solo Raya.

Dua Skema

Dalam melakukan pembelian gabah petani, Bulog Surakarta memiliki dua skema, pertama jemput bola dan kedua bekerja sama dengan mitra maklon.

"Total gabah kering panen (GKP) yang sudah kita beli dari tim jemput gabah atau tim pengadaan langsung di lapangan, itu total yang sudah kita beli sekitar 5.000 ton untuk seluruh wilayah Solo Raya. Khusus SPP Sragen baru mencapai 2.000 an ton," kata Dicky.

Ia menyebutkan dari total serapan gabah, Bulog Surakarta mengandalkan kapasitas pengeringan sekitar 600 ton per hari dari seluruh penggilingan di daerah itu, dengan 120 ton di antaranya dikelola di Sentra Penggilingan Padi (SPP) Sragen.

Pada proses pengeringan, Bulog Surakarta menggunakan teknologi dryer terbaru yang mampu mengeringkan gabah dalam waktu sekitar 24 jam hingga 48 jam, tergantung jenis dryer yang digunakan.

Redaktur: Lili Lestari

Penulis: Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.