Serangga Terancam Punah Oleh Perubahan Iklim
Banyak serangga mungkin harus bermigrasi ke tempat-tempat dengan suhu yang sesuai untuk mereka atau mengubah perilaku mereka.
Foto: IstimewaSINGAPURA - Sebuah studi terbaru menyebutkan serangga mungkin harus menjadi "pengungsi iklim", bermigrasi ke bagian lain dunia atau binasa, punah karena perubahan iklim.
Makhluk berkaki enam ditemukan hanya mampu beradaptasi dengan perubahan suhu marginal. Ini berarti setiap pemanasan atau pendinginan drastis bumi yang disebabkan oleh perubahan iklim kemungkinan akan menyebabkan malapetaka bagi mereka.
Dalam sebuah penelitian terhadap lebih dari 100 spesies serangga, tim internasional yang dipimpin oleh para peneliti di University of Bristol menemukan untuk setiap perubahan suhu lingkungan 1 derajat Celcius, serangga secara internal dapat menyesuaikan kisaran suhu kelangsungan hidup mereka hanya 0,092 derajat Celciusketika suhu naik, dan 0,147 derajat Celciussaat lingkungan mendingin.
Seperti dikutip dari straitstimes, mahasiswa PhD di Fakultas Ilmu Biologi universitas dan penulis utama studi tersebut, Hester Weaving, mengatakan, ini berarti serangga secara fisiologis tidak dapat mentolerir suhu yang lebih luas.
Akibatnya, banyak serangga mungkin harus bermigrasi ke tempat dengan suhu yang sesuai atau mengubah perilakunya, seperti menjadi lebih aktif di malam hari jika terlalu panas di siang hari.
"Studi perbandingan kami mengidentifikasi beberapa kesenjangan besar dalam memahami respons serangga terhadap perubahan iklim, dan kami mendesak lebih banyak penelitian dilakukan pada spesies di kelompok dan lokasi yang kurang terwakili," kata Weaving.
Selain itu, penelitian yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah Nature bulan ini juga melaporkan serangga remaja memiliki kemampuan yang lebih besar untuk menyesuaikan diri dengan suhu.
Ini menunjukkan mungkin ada periode kritis kehidupan ketika serangga dapat mengkompensasi perubahan suhu dengan lebih baik, yang dapat meningkatkan ketahanan iklim mereka di kemudian hari.
"Serangga memenuhi peran ekologis yang beragam sebagai penyerbuk, hama pertanian, dan vektor penyakit, dan ada kekhawatiran global atas penurunan cepat dalam kelimpahan spesies langka, penting secara ekologis atau pertanian, dan, sebaliknya, lonjakan wabah hama," kata studi tersebut.
Ia menambahkan bagaimana serangga menanggapi perubahan iklim melalui kemampuan beradaptasi mereka terhadap suhu tetap menjadi topik perdebatan yang penting.
Sebagai kelanjutan dari penelitian mereka, tim saat ini sedang menyelidiki bagaimana reproduksi serangga dipengaruhi oleh paparan suhu ekstrim. Ini mungkin penting dalam memprediksi distribusi serangga di masa depan.
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Kunto Aji Persembahkan Video Musik "Melepas Pelukan Ibu" yang Penuh Haru di Hari Ibu
- 2 Kenaikan PPN 12% Bukan Opsi Tepat untuk Genjot Penerimaan Negara, Pemerintah Butuh Terobosan
- 3 Pemerintah Harus Segera Hentikan Kebijakan PPN 12 Persen
- 4 Kasihan, Mulai Tahun Depan Jepang Izinkan Penembakan Beruang
- 5 Libur Panjang, Ribuan Orang Kunjungi Kepulauan Seribu
Berita Terkini
- Meningkat, Garuda Menerbangkan 77.552 Penumpang pada Natal dan Tahun Baru
- Tiongkok Akan Buka Keran Impor Produk Laut dari Jepang
- Tim SAR Evakuasi Enam Pendaki Tersesat di Gunung yang Ada di Kabupaten Morowali Utara
- Menlu Tiongkok dan Jepang Dijadwalkan Bertemu saat Hari Natal, Ini yang Akan Dibahas
- Ini Sembilan Negara yang Disepakati Jadi Negara Mitra BRICS, Termasuk Indonesia