Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
PREDIKSI RUPIAH

Sentimen "Yield" Obligasi AS Dominan

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Fluktuasi imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) berpeluang masih menjadi sentimen bagi pergerakan rupiah ke depan. Karenanya, rupiah berpotensi melemah apabila yield obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun terus naik.

Seperti diketahui, kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu (2/6) sore, ditutup stagnan pasca Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data inflasi Mei 2021. Rupiah ditutup stagnan alias sama dengan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.280 rupiah per dollar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra di Jakarta mengatakan optimisme pasar terhadap pemulihan ekonomi masih terjaga hari ini sehingga rupiah sempat menguat. Namun, rilis data inflasi Mei 2021 yang tercatat 0,32 persen (mom) atau 1,67 persen (yoy) menahan penguatan rupiah.

"Angka inflasi tersebut juga menahan pelemahan rupiah karena menunjukkan kondisi inflasi Indonesia yang masih cukup stabil," ujar Ariston.

Di sisi lain, naiknya kembali imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun ke 1,6 persen juga menahan penguatan rupiah. Saat ini imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun berada di posisi 1,608 persen.

"Kenaikan yield ini seiring dengan ekspektasi kenaikan inflasi di AS. Data indikator inflasi yang dirilis Jumat kemarin menunjukkan kenaikan year on year 3,1 persen di bulan April," kata Ariston.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top