Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Sentimen "Risk-Off" Dipreksi Pudar

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpotensi berbalik menguat, jelang akhir pekan ini. Penguatan itu dipengaruhi memudarnya sentimen risk-off menyusul respons cepat regulator terhadap krisis perbankan di Amerika Serikat (AS) dan Eropa.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede memproyeksilan kurs rupiah tethadap dollar AS di pasar uang antarbank, Jumat (17/3), bergerak di kisaran 15.325-15.425 rupiah per dollar AS dengan kecenderungan menguat.

Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis (16/3), melemah tujuh poin atau 0,05 persen dari sehari sebelumnya menjadi 15.389 rupiah per dollar AS di tengah Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan tetap pada level 5,75 persen.

"Keputusan Bank Indonesia terkait suku bunga dipengaruhi oleh angka inflasi dan momentum pertumbuhan ekonomi domestik," kata analis Bank Woori Saudara Rully Nova di Jakarta.

Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pada 15-16 Maret 2023 memutuskan untuk tidak menaikkan suku bunga acuan BI alias BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR), melainkan tetap mempertahankannya di level 5,75 persen.

Suku bunga deposit facility tetap dipertahankan pada posisi 5 persen dan suku bunga lending facility juga tetap di level 6,5 persen.

Selain itu, Rully mengatakan rupiah melemah terhadap dollar AS seiring dengan risiko yang meningkat di pasar keuangan global akibat isu kebangkrutan Credit Suisse Bank di Swiss, yang mengakibatkan pelaku pasar menghindari aset berisiko di negara-negara berkembang (emerging markets) termasuk Indonesia.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top