Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Sentimen Internal Minim

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melanjutkan koreksinya, hari ini (22/11). Pergerakan IHSG diperkirakan masih dipengaruhi sentimen eksternal lantaran faktor penggerak di dalam negeri masih minim.

Analis Artha Sekuritas, Dennies Christopher, melihat dalam pergerakan IHSG kemarin, secara teknikal, stochastic membentuk deadcross sehingga mengindikasikan potensi pelemahan. IHSG dalam perdagangan, Selasa (22/11), berpotensi uji support di kisaran 7.039-7.016, sementara resistance di rentang 7.096-7.130.

Menurutnya, potensi kenaikan kembali suku bunga acuan oleh The Fed dapat menghalangi pergerakan IHSG.

Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (21/11) sore, ditutup terkoreksi di tengah pelaku pasar yang menunggu risalah bank sentral Amerika Serikat the Federal Reserve (the Fed). IHSG ditutup melemah 18,93 poin atau 0,27 persen ke posisi 7.063,25. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 7,11 poin atau 0,7 persen ke posisi 1.002,4.

"Pasar tampaknya cenderung menanti risalah FOMC Minutes the Fed pada pekan ini yang tentunya akan menjadi arah kebijakan moneter the Fed sehubungan dengan suku bunga acuannya," tulis Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam ulasannya di Jakarta.

Pasar masih memprediksi the Fed masih menaikkan suku bunga acuannya, yang biasanya akan diikuti oleh bank sentral seluruh negara.

Sebelumnya Pemimpin the Fed Boston Susan Collins mengatakan, dengan inflasi yang turun tipis, the Fed mungkin perlu menaikkan suku bunga acuan 75 basis poin lagi untuk mengendalikan inflasi.

Dibuka menguat, kurang satu jam IHSG melemah dan terus bergerak di zona merah hingga penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih terus bergerak di teritori negatif sampai penutupan bursa saham.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, empat sektor terkoreksi dimana sektor teknologi turun paling dalam yaitu minus 1,77 persen, diikuti sektor keuangan dan sektor barang baku masing-masing minus 0,71 persen dan minus 0,27 persen.

Sedangkan enam sektor meningkat dimana sektor energi naik paling tinggi yaitu 1,92 persen, diikuti sektor barang konsumen non primer dan sektor perindustrian masing-masing 1,04 persen dan 0,74 persen.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top