Sentimen Eksternal Masih Dominan
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpotensi menguat dalam perdagangan jelang libur panjang akhir pekan ini, meskipun penguatan tersebut bersifat terbatas. Pergerakan rupiah masih dipengaruhi meningkatnya ekspektasi pasar terkait sikap hawkish bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed.
Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C Permana menilai adanya ekspektasi kenaikan tingkat suku bunga acuan The Fed di sisa tahun ini dapat mendorong kenaikan indeks dollar AS. Meski demikian, Fikri menilai arus modal asing yang mengalir ke Surat Berharga Negara (SBN) akan lebih berpengaruh dibanding persepsi kenaikan indeks dollar AS dalam jangka panjang.
Karenanya, Fikri memproyeksikan kurs rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Selasa (27/6), bergerak di terapresiasi di bawah 15.000 rupiah per dollar AS.
Sebelumnya, kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir perdagangan, Senin (26/6) sore, menguat 0,15 persen atau 23 poin dari akhir pekan lalu menjadi 15.021 rupiah per dollar AS.
"Pelemahan rupiah terhadap dollar AS pada penutupan perdagangan kemarin, di tengah sentimen risk off dipicu kekhawatiran perlambatan ekonomi dari sikap agresif bank sentral dunia," kata Analis Pasar Mata Uang Lukman Leong di Jakarta.
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya