Senin, 17 Mar 2025, 07:00 WIB

Sentimen Domestik Masih Dominan, Simak Proyeksi IHSG, Senin (17/3)

Petugas memantau grafik pergerakan penjualan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta.

Foto: ANTARA FOTO/ Muhammad Adimaja

JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melanjutkan pelemahannya, awal pekan ini. Sentimen domestik diperkirakan masih dominan mempengaruhi pelemahan IHSG.

Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana melihat adanya defisit pada APBN mengindikasikan adanya perlambatan ekonomi. Selain itu, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS membuat terjadinya outflow dari investor asing di Indonesia sehingga masih membayangi pergerakan IHSG.

Karenanya, Herditya memproyeksikan IHSG dalam perdagangan, Senin (17/3), bergerak melemah lanjutan di kisaran 6.499 - 6.665.

Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (14/3) sore, ditutup melemah 131,79 poin atau 1,98 persen ke posisi 6.515,63, dipimpin oleh saham- saham sektor teknologi. “IHSG tertahan di zona merah, sentimen eksternal dan internal membebani perdagangan aset keuangan,” sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta.

Dari dalam negeri, pelaku pasar khawatir terhadap kondisi kinerja serta realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga akhir bulan lalu yang kurang memuaskan.

Hal itu tercermin dari defisit APBN pada Februari 2025 yang mencapai Rp31 triliun akibat penurunan tajam dalam penerimaan pajak, yang berpotensi membebani APBN dan membatasi kemampuan pemerintah dalam membiayai program-program strategis.

Pelaku pasar berharap adanya kejelasan dari pemerintah terkait kebijakan fiskal, termasuk penundaan setoran dividen Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ke Lembaga Danantara, sehingga dividen BUMN tetap dapat dialokasikan untuk menopang APBN.

Dari mancanegara, ketegangan perdagangan global terus membebani sentimen pasar, yang mana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memperkuat ancaman tarif terhadap mitra dagang utama dengan mengancam akan mengenakan tarif sebesar 200 persen pada semua produk alkohol dari Uni Eropa.

Kebijakan ini merupakan balasan terhadap tarif sebesar 50 persen yang dikenakan oleh Uni Eropa pada wiski AS dan barang-barang AS lainnya.

Selain itu, Trump juga menegaskan kembali pendiriannya mengenai penerapan tarif timbal balik terhadap mitra dagang global, yang dijadwalkan mulai berlaku pada 2 April 2025.

Pelaku pasar khawatir bahwa berlanjutnya kebijakan tarif yang diterapkan oleh Presiden Donald Trump dapat memicu eskalasi perang dagang dengan mitra dagang AS, sehingga berpotensi meningkatkan inflasi serta memperlambat pertumbuhan ekonomi, yang pada akhirnya dapat mengarah pada fase resesi

Dibuka melemah, IHSG betah di teroteri negatif hingga penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua IHSG masih betah di zona merah hingga penutupan perdagangan saham. Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, satu sektor menguat yaitu sektor barang konsumen non primer yang menguat sebesar 0,33 persen.

Sedangkan, sepuluh sektor turun yaitu sektor teknologi turun paling dalam minus sebesar 12,73 persen, diikuti oleh sektor properti dan sektor barang baku yang masing- masing turun sebesar 1,07 persen dan 0,88 persen.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.019.000 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 14,57 miliar lembar saham senilai 9,09 triliun rupiah. Sebanyak 224 saham naik, 400 saham menurun, dan 333 tidak bergerak nilainya. 

Redaktur: Muchamad Ismail

Penulis: Antara, Muchamad Ismail

Tag Terkait:

Bagikan: