Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Sensor Portabel Pemantau Gumpalan Darah

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

ClotChip menggunakan teknik elektro yang disebut miniatur dielectric spectroscopy untuk memonitor gumpalan darah.

Para peneliti dari Case Western Reserve University, Ohio, Amerika Serikat (AS) telah mengembangkan sensor portabel yang dapat menilai kemampuan penggumpalan darah seseorang 95 kali lebih cepat daripada metode yang ada saat ini. Sensor ini mampu bekerja hanya dengan setetes darah saja.

Keunggulan lain dari sensor ini adalah bahwa perangkat ini mampu menyediakan lebih banyak informasi tentang darah daripada pendekatan yang ada.

Penilaian yang cepat dan akurat sangat penting untuk memastikan bahwa pasien rentan terhadap pembekuan darah - serta mereka yang mengalami kesulitan pembekuan darah menerima perawatan yang sesuai dengan kondisi mereka.

Beberapa waktu lalu XaTek, sebuah perusahaan baru yang berbasis di Cleveland, memberikan lisensi teknologi untuk perangkat yang disebut sebagai ClotChip. Tujuan membawa perangkat baru ini ke pasar komersil dalam tiga tahun ke depan.

"ClotChip dirancang untuk meminimalkan waktu dan upaya untuk persiapan sampel darah. Hal ini dapat digunakan di klinik dokter atau titik perawatan lainnya untuk pasien yang menjalani terapi antikoagulan, terapi antiplatelet atau yang menderita cedera traumatis yang menyebabkan pendarahan," kata Pedram Mohseni, profesor teknik elektro dan ilmu komputer (EECS) di Case Western Reserve. Mohseni adalah profesor yang memimpin pengembangan ClotChip. Ia berkerjasama dengan rekannya Michael Suster, peneliti senior di departemen EECS.

Tindakan yang ada biasanya mengharuskan pasien untuk datang ke laboratorium di mana tenaga ahli medis melakukan tes. Cara atau metode ini biasanya cukup memakan waktu dan mahal.

Sementara beberapa metode yang ada memang memungkinkan pengujian di tempat. Akan tetapi hingga saat ini, metode-motede tersebut belum terbukti ketepatanya seperti versi berbasis laboratorium.

Dalam tes awal, bagaimanapun, teknologi Case Western Reserve menyediakan hasil hanya dalam 15 menit. Ini tentu jauh lebih efisien jika dibandingkan dengan langkah-langkah konvensional yang dapat memakan waktu hingga satu harian mulai dari pemeriksaan, pengujian hingga hasil.

ClotChip juga memberikan informasi lebih lanjut tentang proses koagulasi, termasuk efek dari jenis baru obat yang disebut target-specific oral anticoagulants, atau TSOACs.

Obat TSOAC memblokir gumpalan dari pembentukan dengan cara yang berbeda dari warfarin ( jenis obat yang paling dikenal dengan nama merek Coumadin), yang telah mendominasi pasar selama beberapa dekade. Warfarin, bagaimanapun, dapat berinteraksi secara negatif dengan beberapa obat dan makanan dan juga membutuhkan tes darah yang sering untuk memantau efek obat.

Obat baru, termasuk rivaroxaban (Xarelto) dan apixaban (Eliquis) telah dipasarkan secara luas sebagai alternatif yang jauh lebih nyaman. Namun, hingga saat ini, Administrasi Makanan dan Obat AS (FDA) belum menyetujui keberadaanya untuk menentukan dampak dari obat baru.

"Dengan pangsa pasar TSOAC tumbuh pesat, ada peluang dan kebutuhan besar," kata John Zak, presiden dan CEO XaTek. "Tidak ada titik perawatan yang tersedia, cara yang efektif dan akurat untuk memantau obat-obatan ini," kata Zak.

Zak, yang meraih gelar dokter di Case Western Reserve, telah aktif di sektor kewirausahaan kesehatan di kawasan itu selama lebih dari satu dekade. CEO mengatakan bahwa perusahaan berharap untuk menyelesaikan studi klinis dan analisis data penggunaan ClotChip pada 200 pasien di Pusat Medis Louis Stokes Cleveland VA pada kuartal ketiga tahun lalu.

Jika alat terbukti efektif dalam evaluasi awal itu, perusahaan akan berusaha meluncurkan uji klinis lengkap dalam dua tahun berikut; dari sana, XaTek akan meminta persetujuan FDA.

Untuk memonitor penggumpalan, ClotChip menggunakan teknik elektro yang disebut miniatur dielectric spectroscopy, sebuah pendekatan yang dilakukan oleh Mohseni, Suster dan tim mereka mulai mengembangkanya enam tahun lalu.

Pada intinya, teknik ini menerapkan medan listrik eksternal ke setetes darah, kemudian secara kuantitatif mengukur bagaimana darah mempengaruhi bidang itu. Pengukuran mencerminkan kemampuan darah untuk membeku.

Dua tahun lalu, para peneliti tersebut mulai berkolaborasi dengan Evi Stavrou, asisten profesor hematologi dan onkologi di Case Western Reserve School of Medicine. Bersama-sama mereka menemukan bahwa kepekaan ClotChip terhadap proses pembekuan darah membuatnya menjadi pilihan yang menarik untuk pengujian tempat perawatan.

"Perangkat kami memberi Anda informasi yang berbeda - dan lebih banyak informasin - dari perangkat lain di luar sana," kata Evi Stavrou. "Sensitivitas dan kemampuan lain dari perangkat bila dibandingkan dengan tes koagulasi standar, adalah apa yang membuat saya sangat bersemangat," tambahnya.

Karena perangkat bekerja sangat cepat, sehingga dapat digunakan pada kondisi daarurat. Informasi-informasi ini juga sangat penting dan sangat berharga bagi petugas medis di masa perang. nik/berbagai sumber/E-6

Komentar

Komentar
()

Top