Sensasi Gurih di Banyuwangi
Foto: KORAN JAKARTA/SELOCAHYOPecel, soto, rujak, rawon, telah lama dikenal orang sebagai masakan khas Jawa Timur. Hampir di setiap daerah punya ciri sendiri-sendiri untuk jenis-jenis masakan tersebut.
Contohnya pecel, bagi penggemar menu ini tentu mengenal keragamannya, sebut saja pecel madiun, pecel malang, pecel nganjuk, dan seterusnya. Begitu juga dengan soto, ada soto ayam khas Lamongan, soto daging Madura, dan lainnya. Namun dari 38 kabupaten/kota ada, mungkin hanya di Banyuwangi para penggemar kuliner dapat menemukan "hybrid" menu Jawa Timuran kesukaan mereka, seperti Rujak Soto dan Rawon Pecel.
Pecel Rawon
Rawonatau yang dalam wikipedia dikenal dengan sebutan " black soup", adalah masakanIndonesiaberupa sup daging berkuah hitam dengan campuran campuranbawang merah,bawang putih,dan berbagai rempah lainnya seperti llengkuas,ketumbar,serai,kunir,lombok,serta didomaniasi oleh kluwek.
Nah, kalaubiasanya rawon disajikanhanya berupa nasi, daging sapi, dengan kuah rawon, di Banyuwangi berbeda rawon justru disajikan dengan pecel.Terdengar aneh, namun justru perpaduandua masakan yarg berbeda itu menghasilkan keunikan rasa yang nikmat. Pecel Rawon tak hanya digemari warga Banyuwangi, namun juga pendatang dan wisatawan. Bahkan di beberapa kota besar seperti Surabaya sudah ada beberapa warung yang menyediakan menu khas Banyuwangi ini.
Namun bila anda kebetulan sedang berwisata di Banyuwangi, tentu wajib mencoba pecel rawon asli "Tanah Blambangan". Salah satu tempat yang terkenal akan kelezatan pecel rawonnya adalah Rumah Makan Pecel Ayu. Depot yang terletak di di Jalan Laksda Adisuciptoini telah buka sejak tahun 1997, setelah sebelumnya sang pemilik Sulistiowati berjualan dengan gerobak di kawasan Singomatan, sejak tahun 1988.
Seporsi pecel rawon di depot ini terdiri dari sepiring nasi pecel yang berisi sayuran rebus, seperti bayam, taoge, kacang panjang, dan sambal pecel, ditambah kuah rawon.
Paduan sambal pecel dan kuah rawonlah yang menjadi keistimewaan pecel rawon Ayu. Menurut Sulistyawati (53), pemilik Rumah Makan Pecel Ayu, bumbu sambal pecel diracik sendiri. Cabai yang digunakan pun hanya cabai rawit merah. Hasilnya, walaupun dicampur dengan kuah rawon, rasa gurih kacang dan pedasnya cabai tak kehilangan rasa. Sementara kuah rawonnya kaya akan rasa rempah dan kaldu. Unsur rasa manis yang terkadang ada di kuah rawon tidak terasa dominan. Hal inilah yang justru membuat paduan pecel dan kuah rawon menjadi pas karena sebagian rasa manis sudah didapatkan dari guyuran sambal pecel.
"Tidak ada bumbu yang rahasia, hanya bumbu rawon biasa, seperti keluwak, jahe, kencur, kunir, dan daun jeruk," kata Sulistyawati.
Ciri khas pecel rawon racikan Sulistyawati dihidangkan tanpa daging rawon. Pengunjung yang menginginkan asupan protein tinggal memesan aneka lauk pelengkap yang siap memanjakan lidah. Sebut saja
udang goreng kering, dendeng ragi, empal sapi, paru goreng kering, dan remahan rempeyek kacang.
Dendeng ragi besutan rumah makan ini bisa dibilang menjadi favorit pengunjung, karena banyak dipesan. Rasa manis parutan kelapanya yang berwarna kecoklatan menyatu dengan gurih daging sapinya. Sementara untuk jeroan paru, diiris tipis-tipis dan digoreng kering sehingga teksturnya terasa begitu "crunchy" dalam rongga mulut.
Serunya pengunjung bisa melihat proses meracik pecel rawon oleh juru masak yang semakin menggugah selera makan. Pecel rawon selalu diracik dengan urutan menarih nasi dan sayur rebus di piring terlebih dulu. Setelah itu, nasi dan sayur diguyur dengan kuah rawon. Baru kemudian ditambahkan sambal pecel. Urutan proses meracik ini dipercaya membuat rasa gurih rawon dan nikmatnya sambal pecel tetap terjaga. SB/E-6
Pecel Pincuk Bu Tin
Bagi penggemar pecel di Banyuwangi yang lebih menyukai sajian asli tak perlu khawatir. Anda bisa datang ke "Pecel Pincuk Bu Tin" di Jalan Kapten Piere Tendean. Warung yang telah buka sejak puluhan tahun ini menyediakan pecel dengan bumbu khas Madiun, aliran bumbu pecel yang cukup banyak digemari penyuka menu ini.
Sesuai namanya Pecel Bu Tin disajikan di atas pincuk atau lipatan daun pisang yang membentuk wadah makan. Keunikan yang menjadi ciri khas warung yang beroperasi sejak pukul 5 pagi ini adalah ukuran daun pincuknya yang cukup besar. Bagi yang datang untuk sekedar sarapan, dijamin kaget setelah melihat banyaknya nasi, sayuran dan lauk pauk yang ditampung dalan sajiannya.
Tak hanya dari tampilan, rasa pecel pincuk Bu Tin juga patut diacungi jempol. Rasa bumbunya begitu pas antara sensasi manis, gurih kacang, dan pedasnya. Sementara sayuran khas pecelnya seperti bayam, kembabg turi, kacang panjang dan taugenya begitu segar, terasa nikmat saat disantap dengan aneka lauk yang dipesan terpisah.
Pengunjung bebas memilih sesuai selera dan ukuran kantong masing-masing, mulai sate usus, ikan mujair goreng, ayam goreng, empal, paru goreng, tahu, dan tempe. Istimewanya lagi paduan seluruh bahan tadi ditutup bagian atasnya dengan kerupuk rempeyek kacang super renyah, lalu diguyur dengan bumbu pecelnya yang khas. Nikmat !
Soal harga tak perlu khawatir, cukup dengan bekal 8 sampai 15 ribu rupiah, kita dapat merasakan menu andalan Bu Tin ini dan dijamin kenyang sampai di rumah. SB/E-6
Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Presiden Prabowo Meminta TNI dan Polri Hindarkan Indonesia jadi Negara yang Gagal
- 2 Lestari Moerdijat: Tata Kelola Pemerintahan Daerah yang Inklusif Harus Segera Diwujudkan
- 3 Majukan Ekosistem Digital Indonesia, Diperlukan Kolaborasi Pemerintah dan Masyarakat
- 4 Utusan Presiden Bidang Iklim dan Energi Sebut JETP Program Gagal
- 5 Meksiko, Kanada, dan Tiongkok Siapkan Tindakan Balasan ke AS
Berita Terkini
- Juventus Resmi Datangkan Lloyd Kelly dari Newcastle United
- Jakarta Sneaker Day 2025 Sole of the Game Level Baru Sneakers dan Gaya Hidup
- Manchester City Resmi Boyong Nico Gonzalez dari FC Porto
- Raker di Komisi VIII DPR dengan KemenPPPA, HNW Dorong Koordinasi Lintas Komisi terkait Aturan Pembatasan Internet pada Anak
- Cavaliers Bungkam Mavericks, Celtics Bangkit Dramatis