Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Konflik Suriah I 70 Orang Tewas di Douma Mayoritas Perempuan dan Anak-Anak

Senjata Kimia Kembali Digunakan

Foto : AFP/SYRIA CIVIL DEFENCE

KoKo rban Sen j ata Kimia l Gambar dari video yang dirilis Syrian Civil Defence di Douma pada Minggu (8/4), memperlihatkan seorang sukarelawan sedang berupaya memberikan oksigen pada seorang anak yang terpapar senjata kimia. Dalam serangan senjata di Douma dilaporkan lebih dari 70 warga sipil tewas.

A   A   A   Pengaturan Font

Serangansenjata kimia diduga kembali terjadi di Suriah dan dilakukan oleh pasukan pemerintah.Kali ini wilayah yang diserang adalah benteng terakhir pemberontak di Kota Douma, Ghouta Timur.

DAMASKUS - Sebuah serangan senjata kimia dilaporkan kembali terjadi di Suriah pada Sabtu (7/4). Akibat serangan itu diperkirakan telah menelan puluhan korban tewas dan ratusan lainnya menderita terkena dampak dari senjata kimia itu.

Kantor berita Al Jazeera edisi Minggu (8/4) menulis tudingan bahwa pasukan pemerintah Suriah telah menembakan racun kimia di benteng terakhir pemberontak di Kota Douma, Ghouta Timur. Sudah selama 7 pekan pasukan pemerintah menggempur Douma dan sejak Jumat (6/4) pekan lalu, pasukan dan jet tempur Suriah melakukan serangan darat dan bombardir yang amat intensif terhadap kota yang ada sekitar 10 kilometer di sebelah timur laut Damaskus itu.

"Serangan senjata kimia di Douma telah membunuh sekitar 70 orang," kata kelompok tim penolong di Suriah, White Helmets. "Ada 70 orang mati lemas dan ratusan lainnya masih menderita," tegas ketua White Helmets, Raed al-Saleh. "Ada banyak warga dalam kondisi kritis hingga kemungkinan1angka kematian akan bertambah," imbuh dia.

Sementara itu lembaga pemantau hak asasi manusia di Suriah, SOHR, menyebut korban tewas akibat serangan senjata kimia yang mulai terjadi pada Jumat pekan lalu mencapai sekitar 80 orang.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top