Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Wisata Berau

Seni Lukis Zaman Purbakala di Gua Bloyot

Foto : Dinas Pariwisata
A   A   A   Pengaturan Font

Kampung Merabu di Kecamatan Kelay, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, merupakan destinasi wisata alam yang wajib didatangi. Eksotika yang dimiliki kawasan pegunungan kapur atau karst ini adalah adanya danau berwarna hijau toska dan gua-gua kapur.

Danau Nyadeng menjadi objek wisata wajib dikunjungi selama berada di tengah Kampung Merabu. Tempat ini dikenal sebagai surga tersembunyi di Kabupaten Berau karena memiliki air yang sangat jernih seperti kaca.

Cara menuju lokasi ini, bisa menyewa perahu ketinting atau perahu dari kayu dengan mesin kecil. perahu ini akan menelusuri Sungai Lesan. Aliran air Danau Nyandeng yang memiliki warna hijau toska memang mengalir ke sungai tersebut.

Sedangkan air Danau Nyadeng sendiri berasal dari dalam batu gunung karst. Itulah mengapa warna airnya berwarna menjadi hijau toska. Panjang aliran anak Sungai Nyadeng tidak kurang dari empat ratus meter, lalu masuk dan menyatu ke Sungai Lesan.

Aliran air dari Danau Nyadeng ke Sungai Lesan melewati aliran sungai kecil yang mengalir ke Sungai Lesan, anak Sungai Kelay. Sungai Kelay adalah anak cabang dari sungai Berau yang alirannya berakhir di Selat Makassar.

Dari Merabu, Danau Nyadeng ditempuh dalam waktu sekitar 30 menit. Di sepanjang perjalanan disuguhi pemandangan alam berupa kawasan hutan yang masih lebat ditingkahi dengan suara dan perilaku satwa liar.

Pengunjung juga dapat melihat burung enggang serta burung elang di balik pepohonan. Tidak terasa perjalanan sampai ke tempat tujuan dengan adanya papan nama dengan tulisan "Selamat Datang di Danau Nyadeng". Dari papan nama ini perlu berjalan kaki sekitar 20 menit lagi menyusuri kawasan hutan yang masih cukup alami.

Sepanjang perjalanan ini akan terlihat dengan jelas pemandangan hutan berpadu dengan gundukan perbukitan kapur berdiri kokoh di balik pepohonan hutan. Secara teoritis batu kapur ataulimestoneadalah batuan sedimen yang berasal terbentuk dari organisme laut yang telah mati dan berubah menjadi kalsium karbonat (CaCO3).

Kandungan batu kapur tersebut ketika larut dalam air membuat air sangat jernih. Di dalam airnya yang terjadi tampak dengan jelas ikan Sapan (Tor tambroides) yang merupakan komoditas unggulan di kawasan itu.

Di Danau Nyadeng, pengunjung bisa mandi atau berenang atau hanya menikmati atraksi ikan danau, atau berfoto. Terdapat rumah pohon dan gazebo yang bisa dipakai menikmati keindahan danau dan melepas lelah setelah menempuh perjalanan yang tidak mudah.

Keunikan wilayah hutan kapur kampung Merabu adanya beberapa gua. Salah satu yang terkenal adalah Gua Bloyot karena memiliki lukisan dari kehidupan masa lalu. Panjangnya sekitar 91,4 meter denganchamberyang tidak terlalu lebar namun cukup untuk dimasuki banyak orang.

Yang menarik pada dinding gua terdapat seni batu karang (rock art) berupa gambar cap tangan dan figur lain seperti hewan dan manusia. Keberadaan seni dari masa lampau ini menjadi bukti gua ini dihuni oleh manusia pada zaman purbakala.

Di Gua Bloyot terdapat sekitar 26 lukisan, dengan motif cap tangan dan objek lukisan lainnya seperti hewan dan manusia. Umur lukisan tersebut diperkirakan berusia antara 4.000-10.000 tahun, menurut peneliti asal Prancis.

Lantaran temuan tersebut, pemerintah Kabupaten Berau pada 2016 menetapkan Kampung Merabu sebagai kampung peninggalan prasejarah Kabupaten Berau. Penetapan Kampung Peninggalan Prasejarah Sesuai dengan Surat Keputusan (SK) Bupati Berau Nomor 719 tahun 2016 tanggal 31 Oktober 2016.

Kampung Merabu di pedalaman Bumi Batiwakkal memiliki peninggalan prasejarah yang masih terjaga hingga saat ini. SK tersebut pemerintah bersama masyarakat diharapkan lebih serius dalam melestarikan peninggalan para leluhur dan diharapkan menarik wisata untuk datang.

Gua Bloyot berjarak sekitar 4 kilometer dari pemukiman Kampung Merabu dan dapat ditempuh dengan berjalan kaki selama sekitar 3 jam. Sepanjang perjalanan menuju gua pengunjung akan disuguhkan dengan suasana khas hutan hujan Kalimantan yang lembab dengan pepohonan besar. hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top