Semua Pihak Harus Menguatkan Moderasi Beragama
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama NTB, Zaidi Abdad
Presiden Jokowi mencanangkan 2022 sebagai "Tahun Toleransi Beragama" untuk meredam sikap intoleransi. Tahun toleransi itu untuk meredam situasi, sehingga kalau itu tidak dipahami, maka tidak akan muncul toleransi yang diharapkan.
MATARAM - Seluruh komponen masyarakat mulai dari gubernur, bupati, dan wali kota bersama-sama melakukan penguatan moderasi beragama. Dengan begitu, tidak hanya kemenag yang terlibat dalam perkuatan moderasi beragama, tapi semua terlibat. Pernyataan ini disampaikan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama NTB, Zaidi Abdad, di Mataram, Senin (3/1).
Dia menanggapi pengrusakan terhadap pondok pesantren As-Sunnah. Pesantren ini dirusak massa sebagai buntut beredarnya video seorang tokoh agama dari pondok pesantren As-Sunnah, Ustadz Mizan Qudsiah. Ucapannya diduga mendiskreditkan makam keramat para leluhur di Pulau Lombok. Hal itu menyebabkan terjadinya perusakan terhadap ponpes pesantren As-Sunnah, Bagek Nyaka, di Lombok Timur.
Zaidi Abdad minta masyarakat tidak terprovokasi. "Kami harap masyarakat mengedepankan cara-cara persuasif. Jangan sampai anarkistis," katanya. Maka, terkait imbauannya, Zaidi
minta seluruh pihak harus membangun moderasi beragama. Hal ini sejalan dengan pesan yang disampaikan dan diikhtiarkan Presiden Jokowi.
Sebagaimana telah diketahui, Presiden Jokowi mencanangkan 2022 sebagai "Tahun Toleransi Beragama" untuk meredam sikap intoleransi. "Tahun toleransi itu untuk meredam situasi, sehingga kalau itu tidak dipahami, maka tidak akan muncul toleransi yang diharapkan," katanya.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Komentar
()Muat lainnya