Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Tahun Toleransi -- Masyarakat Diimbau Tidak Mudah Terprovokasi

Semua Pihak Harus Menguatkan Moderasi Beragama

Foto : Istimewa

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama NTB, Zaidi Abdad

A   A   A   Pengaturan Font

MATARAM - Seluruh komponen masyarakat mulai dari gubernur, bupati, dan wali kota bersama-sama melakukan penguatan moderasi beragama. Dengan begitu, tidak hanya kemenag yang terlibat dalam perkuatan moderasi beragama, tapi semua terlibat. Pernyataan ini disampaikan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama NTB, Zaidi Abdad, di Mataram, Senin (3/1).

Dia menanggapi pengrusakan terhadap pondok pesantren As-Sunnah. Pesantren ini dirusak massa sebagai buntut beredarnya video seorang tokoh agama dari pondok pesantren As-Sunnah, Ustadz Mizan Qudsiah. Ucapannya diduga mendiskreditkan makam keramat para leluhur di Pulau Lombok. Hal itu menyebabkan terjadinya perusakan terhadap ponpes pesantren As-Sunnah, Bagek Nyaka, di Lombok Timur.

Zaidi Abdad minta masyarakat tidak terprovokasi. "Kami harap masyarakat mengedepankan cara-cara persuasif. Jangan sampai anarkistis," katanya. Maka, terkait imbauannya, Zaidi

minta seluruh pihak harus membangun moderasi beragama. Hal ini sejalan dengan pesan yang disampaikan dan diikhtiarkan Presiden Jokowi.

Sebagaimana telah diketahui, Presiden Jokowi mencanangkan 2022 sebagai "Tahun Toleransi Beragama" untuk meredam sikap intoleransi. "Tahun toleransi itu untuk meredam situasi, sehingga kalau itu tidak dipahami, maka tidak akan muncul toleransi yang diharapkan," katanya.

Hal senada juga disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) NTB, HL Gita Ariadi. Dia juga mengimbau masyarakat untuk kembali hidup rukun dan damai. "Awali tahun baru ini dengan rukun damai. Mari curahkan energi untuk melakukan persiapan yang lebih matang atau produktif agar ekonomi tumbuh agar investasi datang. Sebab investasi datang, ekonomi juga akan berjalan dan tumbuh," katanya.

Menurut Gita, saat ini kasus tersebut sudah ditangani pihak kepolisian. Dia minta masyarakat untuk menyerahkan sepenuhnya kasus tersebut kepada aparat penegak hukum yang menyelesaikan. "Biarlah hukum diproses. Masalah benar atau salah, nanti biar hukum yang menentukan," katanya.

Makam Leluhur

Sebelumnya, Polda NTB minta warga untuk tetap tenang terkait aksi sekelompok orang tidak dikenal yang merusak sejumlah fasilitas di pondok pesantren AS-Sunnah, Bagek Nyaka. Kabid Humas Polda NTB Kombes Pol Artanto mengatakan, kejadian tersebut diduga buntut dari menyebarnya potongan video yang mendiskreditkan sejumlah makam leluhur di Lombok.

"Dalam waktu dekat, kami akan mengambil keterangan dari berbagai pihak terkait permasalahan tersebut baik kasus perusakan maupun video ujaran kebencian. Percayakan kepada kepolisian untuk menuntaskan kasus tersebut. Masyarakat agar kembali tenang," ujarnya.

Sejumlah organisasi kemasyarakatan dan warga juga telah mendatangi Polda NTB untuk menyampaikan laporan terkait keberatannya atas ujaran dalam video tersebut. Untuk itu, warga diharap tenang dan tidak melakukan tindakan anarkis karena akan mengganggu proses penegakan hukum oleh kepolisian.

Dijelaskan, untuk menjaga kamtibmas di Markas As-sunah Bagik Nyaka dan lokasi pembangunan masjid Imam Asy Syafi'i serta rumah H Sunardi, selaku ketua pembangunan masjid, aparat Polres Lombok Timur dan Brimob terus berjaga-jaga.

Selain itu, Artanto menyebutkan pihaknya segera menggalang tokoh masyarakat dan agama agar tidak terprovokasi. "Kami imbau agar warga tetap tenang. Jangan melakukan tindakan-tindakan yang dapat mengganggu proses penyelidikan," katanya.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top