Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Semua Berkat Jasa Para Guru

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Salah satu profesi penting di mana pun adalah guru karena dari dialah bangsa-bangsa dunia menjadi pintar. Para profesor, ilmuwan, teknolog, pengusaha, antariksawan, dan sebagainya bisa mencapai kondisi seperti itu berkat jasa guru.

Demikian juga, para miliarder, triliuner, dan konglomerat bisa seperti itu, pun karena guru. Bahkan orang bisa menjadi guru pun juga berkat guru. Guru melahirkan guru. Guru melahirkan banyak profesional.

Jadi, semua menjadi seperti sekarang karena guru. Maka sudah sepantasnya bila seluruh dunia berterima kasih kepada guru. Untuk itu, dalam rangka mengapresiasi jasa para pendidik tersebut, negara telah menetapkan tanggal 25 November sebagai Hari Guru Nasional sejak tahun 1994.

Dasar hukumnya, Keppres Nomor 78 Tahun 1994 dan UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Tanggal 25 November dipilih sebagai Hari Guru bersamaan dengan ulang tahun PGRI.

Meski tugasnya mendidik, para guru juga sejak lama aktif menggaungkan nasionalisme. Kegiatan nasionalistik para guru antara lain pernah dilakukan pada 24-25 November 1945. Pada tanggal itu, mereka berkongres di Solo untuk mendukung kemerdekaan Indonesia.

Meski jasa guru tak terkira, secara umum sampai kini nasibnya belum terlalu menggembirakan. Maka tak pelak kondisi nasib guru ini sering menjadi bahan kampanye, di antaranya kandidat presiden nomor urut 02 Prabowo menjanjikan para guru akan digaji 20 juta rupiah. Tentu kabar ini menggembirakan, namun tidak realistik. Bahkan pasangannya, calon wapres Sandiayaga, mengatakan harus melihat anggaran.

Apalagi kondisi para guru swasta, masih banyak yang memprihatinkan. Demikian juga para guru honorer banyak yang digaji murah, hanya ratusan ribu sebulan. Tapi mereka luar biasa karena gaji kecil tak menyurutkan semangat untuk mendidik. Para guru seperti inilah yang benar-benar pahlawan tanpa tanda jasa, juga nyaris tanpa gaji.

Di sisi lain ada mantan Kepala SMA Negeri 7 Mataram, NTB, Muslim yang bergaji besar malah banyak berkata-kata porno dan melecehkan secara seksual pegawai honorer Baiq Nuril. Hukum begitu tega. Masa pegawai honorer disuruh membayar 500 juta. Ini keputusan hukum sakit.

Itulah sebagian kondisi guru. Beruntung para guru di DKI Jakarta hidupnya sudah jauh lebih baik karena digaji tinggi. Tapi kementerian pendidikan dan kebudayaan masih memiliki banyak pekerjaan untuk menyejahterakan guru.

Pekerjaan lain kemendikbud termasuk meningkatkan kompetensi dan kualitas para guru untuk menghadapi era milenial.

Apalagi tahun depan dan seterusnya ujian nasional akan menggunakan level lebih tinggi (higher order thinking skills/HOTS). Tentu ini perlu penyesuaian-penyesuaian para guru. Kepandaian atau ilmu para guru harus di-up grade agar mempu menyuguhkan materi pelajaran untuk menyambut pemberlakuan HOTS.

Baca Juga :
Olahraga dan Politik

Maka, tak heran ketika menyambut Hari Guru Nasional kali ini Mendikbud Muhadjir mengambil tema "Meningkatkan Profesionalisme Guru Menuju Pendidikan Abad 21." Walaupun tema ini "agak lucu" karena sekarang sudah abad 21 tapi, temanya "Menuju Pendidikan Abad 21," mendikbud mengajak guru semakin profesional.

Guru juga harus up date termasuk mengikuti perkembangan era revolusi industri 4.0. Pendidik harus mampu memanfaatkan perubahan teknologi dan informasi yang supercepat untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar sekolah. Hanya dengan begitu, lulusan bisa bersaing di tingkat dunia.

Komentar

Komentar
()

Top