Kamis, 19 Des 2024, 01:53 WIB

Semoga segera Bisa Diatasi, 119 Warga Terdampak Tanah Gerak Trenggalek Diungsikan ke Tempat Aman

Pengungsi saat berkumpul mendengarkan pengarahan dari perangkat di tenda posko pengungsian Desa Ngrandu, Trenggalek Jawa Timur, Rabu (18/12/2024).

Foto: ANTARA/Destyan Sujarwoko

Trenggalek - Sebanyak 119 warga yang bermukim di area terdampak langsung bencana tanah gerak di RT- 18/RW-03 Dusun Depok Desa Ngrandu Kecamatan Suruh Trenggalek Jawa Timur diungsikan ke tempat aman, karena kondisi longsoran yang terus memburuk dan meluas.

Laporan dari BPBD Trenggalek di Trenggalek Rabu menyebutkan, sebanyak 38 rumah mengalami kerusakan parah, menyebabkan 119 warga dari 43 kepala keluarga harus mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Kepala BPBD Trenggalek Triadi Atmono menjelaskan bahwa jumlah pengungsi meningkat setelah hujan lebat kembali mengguyur wilayah tersebut pada Selasa (17/12) malam.

"Awalnya hanya 23 jiwa dari sembilan kepala keluarga yang mengungsi, tetapi sekarang seluruh warga di RT tersebut, yaitu 119 jiwa, terpaksa meninggalkan rumah mereka," katanya.

Sementara ini, warga mengungsi di tiga posko yang didirikan petugas gabungan. Sebagian lainnya memilih tinggal bersama keluarga di wilayah terdekat, seperti di Puru, Pringapus, Sumberbening, dan sekitar Desa Ngrandu.

Selain rumah, bencana tanah gerak ini menyebabkan kerusakan akses jalan, robohnya tiang listrik, dan retaknya sebuah masjid di wilayah terdampak.

Kapolsek Suruh, Iptu Sanusi menyebutkan, kondisi ini sangat membahayakan sehingga warga harus segera dipindahkan ke lokasi yang lebih aman.

"Rata-rata rumah warga mengalami keretakan dinding hingga lantai amblas. Situasi ini tidak memungkinkan untuk dihuni," kata Sanusi.

Luas area tanah yang bergerak diperkirakan mencapai tujuh hektare. Untuk memitigasi dampak, petugas gabungan dari BPBD, TNI-Polri, BAZNAS, serta Tiga Pilar Desa Ngrandu membantu evakuasi warga, termasuk pemindahan barang-barang berharga dan hewan ternak.

Solusi Jangka Panjang untuk Warga Terdampak

Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin menyatakan, pihaknya sedang merumuskan langkah jangka panjang untuk warga terdampak. Salah satu opsi yang dikaji adalah relokasi ke lahan baru yang lebih aman.


"Saya sudah minta pemerintah desa mencari lahan untuk permukiman kembali warga terdampak. Jika warga memiliki tanah di tempat lain, kami akan bantu pembangunannya. Jika tidak, kami akan siapkan lahan baru," ujarnya.

Skema pendanaan akan melibatkan pemerintah daerah, provinsi, hingga pusat, serta dukungan swasta melalui donasi yang dikelola BAZNAS.

"Saat ini, kebutuhan dasar seperti kasur, selimut, sembako, dan makanan siap saji sudah disalurkan. Bantuan dari provinsi juga akan segera menyusul," tambahnya.

Mas Ipin, sapaan akrab Bupati, mengimbau masyarakat di wilayah pegunungan untuk menjaga vegetasi hutan dengan menanam pohon-pohon besar yang dapat memperkuat cengkeraman tanah.

Ia juga berencana melakukan reboisasi di lahan gundul untuk mencegah bencana serupa.

"Tanaman kayu produktif yang akarnya kuat bisa menjadi solusi. Kami akan siapkan bibit untuk penghijauan di area rawan," tegasnya.

Petugas juga mengingatkan masyarakat agar waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi, mengingat intensitas hujan di wilayah Trenggalek masih tinggi.

Redaktur: Marcellus Widiarto

Penulis: Antara

Tag Terkait:

Bagikan: