Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Kamis, 30 Sep 2021, 09:38 WIB

Semoga Cepat Selesai Masalahnya, Pesawat Pembawa Warga AS dari Kabul Akan Terbang ke Amerika

Presiden AS Joe Biden saat memberikan pidato, tentang upaya penarikan berkelanjutan di Afghanistan, dari Ruang Timur Gedung Putih di Washington, Amerika Serikat, Kamis (8/7/2021).

Foto: ANTARA/REUTERS/Evelyn Hockstein

Washington - Lebih dari 100 warga negara dan penduduk tetap Amerika Serikat, yang dievakuasi dari Afghanistan ke Abu Dhabi dengan sebuah pesawat sewaan, dijadwalkan berangkat ke AS pada Kamis.

Para pejabat AS pada Rabu (29/9) berupaya menyelesaikan pemeriksaan keakuratan daftar para penumpang pesawat carter tersebut, kata Departemen Luar Negeri AS.

Sebelumnya, sejumlah pihak pengatur penerbangan mengatakan pemerintah AS tidak memenuhi hak pesawat itu untuk mendarat.

"Staf kedutaan kami di UAE bekerja siang dan malam untuk memastikan keakuratan daftar penumpang, juga bekerja sama dengan DHS/Badan Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan di lapangan guna memastikan bahwa para penumpang sudah diperiksa dan latar belakang mereka sudah diteliti sebelum mereka diizinkan memasuki Amerika Serikat," kata juru bicara Departemen Luar Negeri.

"Kami berharap para penumpang meneruskan perjalanan besok pagi," kata juru bicara itu.

Bryan Stern, pendiri kelompok nirlaba Project Dynamo yang menyewa pesawat itu untuk keluar Kabul, mengatakan pada Selasa (28/9) malam bahwa Badan Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan menolak hak pesawat tersebut untuk mendarat di Amerika Serikat.

Dalam wawancara pada Rabu, Stern mengatakan DHS mengidentifikasi ada satu orang di antara orang-orang yang dievakuasi itu yang "bermasalah".

DHS telah menyampaikan temuannya itu kepada otoritas bandara Abu Dhabi di Uni Emirat Arab (UAE), ujar Stern.

Namun, ia tidak tahu sepenuhnya apakah temuan itu merupakan faktor yang membuat pesawat itu mendarat.

"DHS menghubungi bandara tersebut dan mengatakan, 'Orang yang ini tidak boleh terbang'. Mereka memberi tahu saya nama orang yang dimaksud. Kami ke sana dan menemukan orang tersebut. Kami katakan kepadanya bahwa dia tidak bisa berangkat, dan mengeluarkannya dari daftar penumpang. Tapi saya tidak tahu apakah itu yang menjadi masalah," kata Stern.

DHS tidak menanggapi permintaan untuk berkomentar.

Kelompok Stern menyewa sebuah pesawat milik maskapai swasta Afghanistan Kam Air untuk menerbangkan 117 orang, termasuk 59 anak, ke bandara Abu Dhabi.

Di Abu Dhabi, Stern bersama orang-orang yang dievakuasi itu turun dari pesawat dan kemudian ditempatkan di sebuah ruangan dengan pergerakan terbatas, di bawah pengawasan personel kepolisian UAE.

"Kami semua dikunci di sini bersama-sama," kata Stern.

Stern mengatakan rombongannya dijadwalkan berangkat dengan penerbangan pada Kamis ke Chicago dan bahwa Departemen Luar Negeri "dengan ramah" sudah setuju untuk membayari mereka tiket pesawat.

Orang-orang yang diterbangkan keluar dari Kabul dengan Kam Air terdiri dari 28 warga negara dan 83 penduduk tetap AS, ungkap Stern.

Selain itu, penumpang pesawat juga termasuk enam orang pemegang Visa Imigrasi Khusus AS, yang diberikan kepada orang-orang yang bekerja untuk pemerintah AS selama perang 20 tahun di Afghanistan.

Project Dynamo merupakan salah satu kelompok yang muncul dari jaringan veteran dan anggota aktif militer AS, juga mantan pejabat dan kalangan lainnya.

Kelompok-kelompok itu terbentuk untuk mendukung operasi evakuasi Amerika Serikat pada Agustus.

Mereka melihat operasi evakuasi tersebut berlangsung kacau dan pengaturannya buruk.

Pemerintahan Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa prioritas utama saat ini adalah memulangkan para warga negara dan penduduk tetap AS, yang tidak bisa berangkat dari Afghanistan selama operasi evakuasi dilangsungkan oleh AS pada Agustus.

Redaktur: Marcellus Widiarto

Penulis: Antara

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.