Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus

Semakin Maju! Meminimalisir Impor, Pemerintah Laos Fokus Kembangkan Energi Terbarukan

Foto : Istimewa

Ilustrasi

A   A   A   Pengaturan Font

Pemerintah Laos telah berjanji untuk mendiversifikasi sumber energi di Laos dengan lebih menekankan pada sumber energi terbarukan, terutama listrik yang dihasilkan oleh sistem tenaga surya, angin dan biomassa. Langkah ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk memastikan ketahanan energi, sekaligus mengatasi kekurangan listrik di musim kemarau dan meminimalisir impor.

Berdasarkan data Kementerian Energi dan Pertambangan seperti dikutip dari The Star, saat ini, 81 persen listrik yang dikonsumsi di Laos dihasilkan oleh tenaga air, diikuti oleh pembangkit listrik tenaga batu bara dengan 17 persen. Sementara itu, sumber energi terbarukan seperti tenaga surya dan biomassa hanya mewakili 2 persen dari daya yang digunakan di Laos, menurut laporan terbaru dari.

Pemerintah berencana untuk meningkatkan proporsi energi terbarukan menjadi 11 persen, seperti yang telah disahkan dalam rencana lima tahun untuk 2021-2025. Sebaliknya, proporsi listrik yang digunakan dari pembangkit listrik tenaga air dan pembangkit listrik tenaga batu bara masing-masing akan mencapai 75 persen dan 14 persen pada tahun 2025. Saat ini Laos memiliki 90 pembangkit energi di seluruh negeri, dengan kapasitas terpasang gabungan hampir 11.000 megawatt. Ini termasuk 77 pembangkit listrik tenaga air, 8 pembangkit listrik tenaga surya, 4 skema biomassa, dan 1 pembangkit listrik tenaga batu bara.

Meski belum ada pembangkit baru yang beroperasi pada enam bulan pertama tahun ini, dikutip dari The Star, pemerintah Laos terus mendorong kemajuan pembangunan proyek energi skala besar seperti yang tertuang dalam rencana lima tahunan. Di antaranya adalah pembangkit listrik tenaga air Nam Ngum 3, pembangkit listrik tenaga batu bara di distrik Lamam dan Kaleum di provinsi Xekong dan distrik Bualapha di provinsi Khammuan, dan bendungan di Mekong di provinsi Luang Prabang dan Vientiane.

Namun, ada dampak negatif dari banyaknya pembangkit listrik, di mana sekitar 1.500 megawatt terbuang percuma dari pembangkit listrik tenaga air selama musim hujan dengan debit tinggi, sementara Laos harus mengimpor listrik dari Thailand di musim kemarau.

Wakil Menteri Energi dan Pertambangan Sinava Souphanouvong mengungkapkan Laos memiliki kapasitas untuk menghasilkan 10.000 hingga 15.000 megawatt tenaga surya dan sekitar 100.000 megawatt dari tenaga angin. Dilansir dari Asian Development Outlook 2022, pemerintah tengah merencanakan ladang angin atau wind farms yang diproyeksi mampu menghasilkan 1,6 gigawatt, termasuk proyek Angin Monsoon 600 megawatt di provinsi Xekong dan Attapeu yang akan menjual listrik ke Vietnam, menurut dari Asian Development Bank.

Pada Juli tahun lalu, pemerintah dan pemegang saham di PLTA Nam Theun 2 menandatangani Perjanjian Pengembangan Proyek untuk mengembangkan Nam Theun 2-Solar, dengan kapasitas terpasang 240MWp. Proyek surya akan dibangun di reservoir Nam Theun 2 di provinsi Khammuan. Pemerintah Laos juga berjanji untuk memanfaatkan potensi sektor energi, khususnya pengembangan tenaga air, tenaga surya dan angin sehingga lebih banyak listrik dapat dijual ke negara-negara tetangga.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top