Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Selamat Jalan Ibu Ani

Foto : istimewa

kaum wanita, perlu belajar banyak dari Ibu Ani, apalagi jejak pemikiran dan kiprahnya sudah tertuang dalam sejumlah buku. Menyelami pemikiran, gagasan, dan kiprahnya untuk membantu memajukan masyarakat dalam berbagai bidang menjadi langkah baik untuk mengingat peran Ani.

A   A   A   Pengaturan Font

Duka mendalam menyelimuti masyarakat karena salah satu putri terbaik, mantan Ibu Negara, Kristiani Herawati (Ani Yudhoyono) meninggal dunia di National University Hospital, Singapura, Sabtu (1/6) pukul 11.50 waktu setempat. Sebelumnya, sekitar empat bulan, Bu Ani menjalani perawatan intensif di RS tersebut karena kanker darah.

Presiden ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY), yang setia menemani sang istri dalam perawatan di Singapura, ketika memberi sambutan di rumah duka, Puri Cikeas, Bogor, Minggu (2/6), mengungkapkan saat Ani berjuang melawan penyakitnya empat bulan terakhir. Masyarakat dari berbagai macam latar agama dan suku mendoakan kesembuhan sang istri.

Kemudian, SBY juga mengungkapkan, mendiang Ani Yudhoyono selalu terharu dan meneteskan air mata saat mengetahui banyak masyarakat yang mendoakan kesembuhannya.

Begitu juga putra sulungnya, Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY, mengungkapkan, ibundanya telah berjuang melawan kanker darah yang baru terdeteksi Februari lalu. Bu Ani juga bersemangat berjuang hari demi hari melawan penyakitnya didampingi keluarga, serta diiringi doa, dan perhatian para sahabat dan masyarakat.

Ani lahir di Yogyakarta, 6 Juli 1952 sebagai anak ketiga dari tujuh bersaudara pasangan Letnan Jenderal (Purn) Sarwo Edhie Wibowo dan Hj Sunarti Sri Hadiyah. Ayah Ani adalah tokoh militer yang berperan sangat penting sebagai Komandan RPKAD atau Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat (1964-1967) dalam penumpasan Gerakan 30 September/PKI 1965.

Ani menikah dengan SBY pada 30 Juli 1976, saat SBY baru saja dilantik sebagai perwira TNI lulusan terbaik. Yang menarik, pernikahan mereka bersamaan dengan dua saudara kandung Ani, Wijiasih Cahyasasi dan Wrahasti Cendrawasih. Resepsi bersama tiga putri Sarwo Edhi Wibowo di Hotel Indonesia ini menarik perhatian publik ketika itu.

Sebagai putri prajurit di masa-masa amat sulit, lalu menjadi istri prajurit, dan membangun keluarga, menggapai mimpi, sampai akhirnya menjadi Ibu Negara, Ani dikenal sebagai pribadi kuat. Dia punya kepedulian tinggi terhadap permasalahan perempuan, pendidikan, dan sosial yang diwujudkan dalam berbagai gerakan di Tanah Air.

Karena itu, Ani Yudhoyono tidak bisa dilepaskan perannya dalam sejarah modern Indonesia. Sebab selama 10 tahun mendampingi suami, selaku Presiden ke-6 yang memenangkan pertarungan dalam pemilihan presiden langsung 2004 dan 2009. Peran mendampingi kepala negara, diceritakan Ani dalam buku 10 Tahun Perjalanan Hati karya Alberthiene Endah.

Tidak mudah menjadi ibu negara selama 10 tahun dalam situasi Indonesia tengah membangun dan baru memasuki transisi dari sistem politik tidak langsung menjadi pemilihan langsung untuk rekrutmen pemimpin negeri ini. Tetapi, sejarah telah mencatat, Ani dengan segala kelebihan dan kekurangannya telah berhasil mendampingi suami memimpin negeri dengan baik, tanpa ada persoalan serius.

Kita, terutama kaum wanita, perlu belajar banyak dari Ibu Ani, apalagi jejak pemikiran dan kiprahnya sudah tertuang dalam sejumlah buku. Menyelami pemikiran, gagasan, dan kiprahnya untuk membantu memajukan masyarakat dalam berbagai bidang menjadi langkah baik untuk mengingat peran Ani. Sebab masih banyak pekerjaan yang bisa dilakukan untuk ikut memajukan seluruh masyarakat.

Selamat jalan Bu Ani. Semoga Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa memberi tempat yang layak di Sisi-Nya. Semoga semua darma baktimu bagi negeri, terus menginspirasi generasi muda untuk berbuat lebih banyak lagi bagi kepentingan masyarakat luas.

Komentar

Komentar
()

Top