Sektor Pertanian Dorong Ekonomi Lampung Tumbuh Tertinggi di Sumatera
Foto: Sumber: BPS - kj/onesBANDARLAMPUNG - Ekonomi Provinsi Lampung pada triwulan II tahun 2021 mengalami pertumbuhan 6,69 persen dibandingkan triwulan sebelumnya (q-to-q). Sedangkan jika dibandingkan triwulan kedua tahun 2020 atau year on year (y-on-y), ekonomi Lampung tumbuh sebesar 5,03 persen.
Pertumbuhan ekonomi sebesar 6,5 persen secara q-to-q tersebut, mencatatkan Lampung sebagai provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di seluruh Sumatera. Hal ini memberikan indikasi bahwa program yang dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung memberikan dampak positif pada pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung.
"Berkat program Petani Berjaya dari Gubernur saat ini, ekonomi Lampung tertinggi di Sumatera secara Q to Q. Terbukti kategori pertanian, kehutanan, dan perikanan tumbuh sebesar 11,60 persen," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Lampung, Mulyadi, Kamis (5/8).
Program Kartu Petani Berjaya (PKPB) adalah Program Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi bertujuan untuk meningkatkan pendapatan petani menuju kesejahteraan melalui upaya penyelesaian permasalahan secara terstruktur, sistematis dan terintegrasi melalui pemanfaatan teknologi informasi.
Program ini menghubungkan semua kepentingan pertanian dengan tujuan mencapai kesejahteraan petani dan semua pihak yang terlibat dalam proses pertanian secara bersama-sama.
PKPB berupaya menjaga ketersediaan benih, bibit dan pupuk, penanganan panen dan pasca panen, pendampingan budidaya ketersediaan teknologi pertanian, permodalan, manajemen risiko usaha tani, jadwal tanam, dan penyaluran air irigasi. Adapun pihak-pihak yang terlibat antara lain pemasok, distributor, perbankan, petani, pembeli, dan Pemerintah Provinsi.
Pertumbuhan positif ekonomi Lampung pada triwulan II 2001, di dorong oleh beberapa faktor pertumbuhan antara lain: Panen raya pada akhir triwulan I 2021 masih berlanjut hingga triwulan II 2021.
Kemudian pada triwulan II 2021 produksi manggis Lampung bisa tembus pasar ekspor luar negeri. Masih di triwulan II 2021 mulai musim giling tebu. Momen lebaran telah memicu peningkatan kebutuhan daging dan telur serta produk makanan minuman.
Peningkatan pertumbuhan baik secara q-to-q maupun y-on-y pada kategori jasa kesehatan karena semakin masifnya pelaksanaan vaksinasi Covid-19.
Nilai ekspor Lampung pada triwulan II 2021 mencapai 1.021,71 juta dollar AS, meningkat 4,78 persen (q-to-q) dan 57,13 persen (y-on-y).
Pertumbuhan itu didukung oleh sebagian besar lapangan usaha, terutama pada kategori administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib yang meningkat sebesar 19,93 persen. Kategori transportasi dan pergudangan yang tumbuh mencapai 12,84 persen.
Dalam keterangan tertulis Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung, Kamis (5/8), menyebutkan perekonomian Lampung triwulan II-2021 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai 95,09 triliun rupiah dan PDRB atas dasar harga konstan tahun 2020 mencapai 63,06 triliun rupiah.
Mulyadi mengatakan pertumbuhan ekonomi triwulan II-2021 y-on-y menurut lapangan usaha sekitar 75 persen Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berasal dari pertanian, industri, perdagangan, konstruksi, dan pertambangan.
Selama pandemi Covid-19, pertumbuhan ekonomi triwulan II- 2021 meningkat dibanding triwulan sebelumnya dan selama dua triwulan terakhir selalu tumbuh terbaik di atas provinsi-provinsi se-Sumatera. Hal itu menunjukkan bahwa indikator perekonomian Provinsi Lampung terus mengalami perbaikan sejak muncul pandemi Covid-19 pada triwulan I-2020.
Lebih lanjut dijelaskan, sektor lainnya seperti lapangan usaha perdagangan besar-eceran dan reparasi mobil-sepeda motor tumbuh sebesar 9,20 persen. Begitu juga sektor informasi dan komunikasi yang tumbuh sebesar 9,10 persen.
Adapun lapangan usaha yang masih mengalami kontraksi dibanding triwulan satu 2021, terutama pada lapangan usaha jasa lainnya dengan kontraksi sebesar 2,49 persen.
"Berikutnya konstruksi dengan kontraksi sebesar 0,44 persen, serta pengadaan listrik dan gas mengalami kontraksi sebesar 0,43 persen," kata Mulyadi.
Sisi Pengeluaran
Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan PDRB pada triwulan II-2021 dibanding triwulan yang sama pada tahun sebelumnya, keseluruhan komponen pengeluaran tumbuh positif, baik konsumsi rumah tangga, ekspor, impor, investasi, konsumsi pemerintah, dan konsumsi lembaga non-profit yang melayani rumah tangga (LNPRT).
"Ekspor merupakan komponen yang mengalami pertumbuhan (y-on-y) tertinggi sebesar 17,32 persen diikuti konsumsi rumah tangga sebesar 5,06 persen. Komponen konsumsi rumah tangga tumbuh menunjukkan perekonomian atau aktivitas ekonomi masyarakat sudah mulai bergerak kembali," kata Mulyadi.
Pertumbuhan ekonomi triwulan II-2021 menurut pengeluaran 60,72 persen PDRB berasal dari konsumsi rumah tangga. Seiring dengan mulai normalnya aktivitas ekonomi negara-negara mitra ekspor Lampung seperti Tiongkok, Amerika Serikat (AS) dan negara-negara lainnya, maka permintaan pun meningkat.
"Ke depan, perlu didorong untuk meningkatkan volume ekspor terutama produk-produk komoditas unggulan Lampung," katanya.
Berita Trending
- 1 Amunisi Sehat, Khofifah-Emil Dapat Dukungan Nakes Muda Jatim!
- 2 Empat Paslon Adu Ide dan Pemikiran pada Debat Perdana Pilgub Jabar
- 3 Hasil Survei SMRC Tunjukkan Elektabilitas Pramono-Rano Karno Melejit dan Sudah Menyalip RK-Suswono
- 4 Banjir Dukungan, PDIP Surakarta Targetkan Kemenangan 70 Persen pada Pilkada 2024
- 5 Rem Blong Truk Bermuatan Berat Diduga Picu Tabrakan Beruntun di Cipularang
Berita Terkini
- Pembangunan Container Yard tingkatkan kapasitas logistik Batam
- Polda Jambi limpahkan tersangka judi online ke kejaksaan
- KPKP Jaksel awasi keamanan pangan di Pasar Tebet dan Setiabudi
- Pameran Indonesia dalam Sketsa Basoeki Abdullah
- Program Percontohan Makan Bergizi Dilengkapi Susu Fortifikasi Diluncurkan