Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kemajuan Teknologi

Sekjen PBB: AI Tak Boleh Berpihak pada Peningkatan Kesenjangan

Foto : MARTIAL TREZZINI/AFP

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres

A   A   A   Pengaturan Font

JENEWA - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), Antonio Guterres, mendesak negara-negara di dunia untuk memastikan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) tidak pernah berpihak atau mengakibatkan peningkatan kesenjangan.

Dalam sambutannya di Dewan Persatuan Telekomunikasi Internasional atau International Telecommunication Union (ITU), Rabu (12/6), di Jenewa, Guterres memperingatkan inovasi telah melampaui kemampuan untuk mengaturnya sehingga kreativitas diperlukan untuk mengatasi tantangan tersebut.

"Kita harus bekerja sama untuk memastikan AI tidak pernah mendukung kesenjangan. Tantangan unik seperti ini memerlukan solusi unik. Kita tidak punya waktu untuk disia-siakan," katanya.

Seperti dikutip dari Antara, Guterres menekankan negara-negara berkembang memerlukan bantuan teknis dan investasi di bidang seperti data, kekuatan komputasi, dan talenta agar dapat berpartisipasi penuh dan mendapatkan manfaat revolusi AI.

"Pekerjaan ITU membangun kapasitas di negara berkembang… merupakan bagian penting dari upaya kami untuk mencegah kesenjangan AI baru yang hanya akan memperburuk kesenjangan yang sudah ada," ucapnya.

Mengingat dunia menghadapi kesenjangan digital, kesenjangan data, kesenjangan investasi, dan kesenjangan tata kelola, Guterres mengatakan negara-negara perlu bekerja sama untuk membangun jembatan, seraya menunjuk Summit of the Future pada September mendatang sebagai peluang utama untuk melakukannya.

Kerja Sama Digital

PBB pun berencana menyepakati Global Digital Compact untuk memperbarui dan meningkatkan kerja sama digital pada KTT tersebut. Menurutnya, momentum menuju Global Digital Compact yang ambisius semakin berkembang dengan tujuan menghubungkan yang tidak terhubung dan mengakhiri pengecualian digital dalam segala bentuknya.

"Memetakan arah menuju AI yang aman dan inklusif yang menempatkan manusia sebagai pusat dan melindungi hak asasi manusia, dan menyalurkan inovasi untuk mempercepat kemajuan dalam tujuan pembangunan berkelanjutan, serta melindungi planet kita," tambah dia.

Sebelumnya, Penasihat Komunikasi Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby, mengatakan Pemimpin Gereja Katolik Seluruh Dunia, Paus Fransiskus, bersama para pemimpin G7 akan mengambil bagian dalam sesi tentang kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) selama pertemuan puncak kelompok itu mendatang di Italia. "Para pemimpin (G7) akan bergabung dengan Yang Kudus, Paus Fransiskus, untuk sesi tentang kecerdasan buatan, dan topik-topik lainnya," kata Kirby saat konferensi pers.

Selama sesi tersebut, tambah Kirby, Paus Fransiskus dan para pemimpin G7 akan berdiskusi dan menyusun pendekatan bersama untuk memanfaatkan kelebihan AI, sambil mengelola risiko terhadap keamanan nasional.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top