Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Sekjen NATO: Perubahan Iklim Merusak Keamanan Global

Foto : Business Recorder

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg.

A   A   A   Pengaturan Font

BAKU - Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg pada Minggu (17/3) menekankan perlunya memerangi pemanasan global, dan menyebut perubahan iklim sebagai "pengganda krisis" yang berdampak pada keamanan global.

Pernyataan tersebut disampaikannya dalam konferensi pers di Baku bersama Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev, yang negaranya kaya energi akan menjadi tuan rumah Konferensi Perubahan Iklim PBB COP29 pada bulan November.

Memuji Azerbaijan atas peran penting dalam menyalurkan gas (alam) kepada sekutu-sekutu utama NATO, Stoltenberg mengatakan "tantangannya adalah dunia membutuhkan energi, namun pada saat yang sama kita perlu melawan pemanasan global."

"Kita perlu menyelaraskan kebutuhan energi dan lingkungan," katanya. "Perubahan iklim penting bagi keamanan, penting bagi NATO."

"Perubahan iklim adalah pengganda krisis, dan kami melihat dampak perubahan iklim di seluruh dunia."

Stoltenberg juga memuji Azerbaijan karena berinvestasi pada energi alternatif, dan menekankan "potensi besar" negara tersebut sebagai pemasok tenaga air dan tenaga surya ke pasar Eropa.

Keputusan untuk mengadakan pertemuan puncak iklim di Azerbaijan, negara produsen minyak dan gas, dikritik oleh kelompok lingkungan hidup.

Namun negara Kaspia yang dikontrol ketat ini berupaya mengubah reputasinya sebagai negara otoriter yang menimbulkan polusi.

Aliyev mengatakan, meskipun negaranya adalah "pemasok gas pan-Eropa", negaranya memiliki agenda transisi ramah lingkungan yang ambisius.

Ia mengatakan terpilihnya Azerbaijan sebagai tuan rumah COP 29 pada 11-24 November merupakan "tanda pengakuan atas upaya kami dalam transisi ramah lingkungan."

Tahun 2024 akan menjadi tahun kedua berturut-turut COP29 diselenggarakan oleh raksasa minyak, konferensi tahun 2023 diadakan di Uni Emirat Arab.

Menambah kontroversi, kepemimpinan konferensi tersebut telah dipercayakan kepada Mukhtar Babayev, mantan eksekutif perusahaan minyak negara Azerbaijan, SOCAR.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top