Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Sejarah 23 Desember: Gempa Bumi Dahsyat Tewaskan 10 Ribu Orang di Managua

Foto : UB Central

Kerusakan akibat gempa bumi di Managua, Nikaragua.

A   A   A   Pengaturan Font

Tepat 50 tahun yang lalu, salah satu gempa bumi paling mematikan di Bumi menimpa Managua, Nikaragua. Gempa berkekuatan 6,3 skala Richter menghancurkan sebagian besar ibu kota negara Nikaragua pada tanggal 23 Desember 1972. Setidaknya 10.000 orang dilaporkan tewas dan 300.000 orang kehilangan tempat tinggal.

Tak ada yang tersisa dari Managua, selain kobaran api yang masih melahap seisi kota hingga keesokan harinya. Parahnya, tak ada air yang bisa digunakan untuk memadamkan api karena pasokan air dan listrik kota terputus, begitu juga sarana komunikasi.

Mantan Presiden Nikaragua Anastasio Somoza Debayle, mengirimkan telegram kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Richard Nixon yang mengatakan bahwa ibu kota negaranya telah hancur lebur.

Merangkum laporan The New York Times, gempa tak hanya menghancurkan rumah penduduk tapi juga bangunan vital seperti Istana Kepresidenan, Katedral, Kedutaan Besar AS, semua kantor utilitas publik.

Garda Nasional Nikaragua juga melaporkan seluruh rumah sakit di Kota Managua hancur, membuat sekitar 40.000 korban luka-luka sulit mendapatkan penanganan medis.

Para penyintas melarikan diri dengan panik, membuat kemacetan panjang di semua jalan di kota tersebut. Mereka menggambarkan kekacauan, di mana banyak potongan tubuh manusia yang bergeletakan di jalan.

"Ratusan mayat yang termutilasi berserakan di sepanjang jalan, beberapa masih terbungkus sprei, beberapa kepala, tangan atau kaki hilang," kata seorang saksi yang melarikan diri dari kota, seperti dikutip dari The New York Post.

Operasi bantuan internasional pun segera dimulai. Pemerintah berbagai negara tetangga seperti Kosta Rika, Honduras, El Salvador, dan Guatemala berbondong-bondong mengirimkan pasokan bantuan.

National Earthquake Information Center yang berbasis di AS mengatakan pusat gempa berada di Managua. Sementara sebuah studi mengungkap episentrum atau pusat gempa cukup dangkal, hanya 14,5 kilometer di bawah kota.

Hal inilah yang menjadi petaka besar mengingat kondisi tanah di kota itu relatif tidak stabil ditambah konstruksi bangunan yang buruk.

Berminggu-minggu usai gempa, pemerintah akhirnya memutuskan untuk meratakan sebagian wilayah Kota Managua tanpa mengevakuasi jasad di bawah reruntuhan bangunan terlebih dahulu.

Salah seorang misionaris dari Honduras, Archie Cameron yang mendatangi Managua untuk memberikan bantuan tambahan pada Maret 1973, menuturkan ratusan tenda pengungsi masih berdiri. Sementara pusat gempa disebutnya masih luluh lantah layaknya kota mati.

"Kami masih bisa mencium bau busuk mayat di bawah salah satu bangunan yang runtuh. Dikatakan bahwa kendaraan penghancur menemukan rata-rata 40 mayat per hari (….) Daerah pemukiman kota perlahan bangkit kembali, tetapi tidak di pusat kota. Jantung Managua berhenti berdetak pada pagi bulan Desember yang hangat itu hampir empat bulan lalu, dan kota itu mati," ujar Cameron seperti dikutip dari laman UB Central.

Managua telah berulang kali dilanda bencana. Pada tanggal 31 Maret 1931, kota Managua hancur akibat gempa bumi dan kebakaran yang menewaskan 2.000 orang, begitu juga pada gempa bumi tahun 1885.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top