Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Sejarah 20 Februari: Asal-usul Hari Keadilan Sosial Sedunia

Foto : frankieleon

Ilustrasi.

A   A   A   Pengaturan Font

Tanggal 20 Februari setiap tahunnya, diperingati sebagai Hari Keadilan Sosial Sedunia, sebagai langkah untuk menyuarakan keadilan sosial dan globalisasi yang adil.

Hari Keadilan Sosial Sedunia diperingati untuk mengampanyekan kesadaran keadilan melalui pekerjaan, perlindungan sosial, dialog sosial, prinsip, dan hak dasar di tempat kerja.

Melansir laman UN.org, peringatan Hari Keadilan Sosial Sedunia bermula dari tuntutan keadilan sosial oleh International Labour Organization atau organisasi buruh dunia (ILO) pada tahun 1944.

Mulanya ILO membuat deklarasi tentang keadilan sosial pada 10 Juni 2008. Deklarasi itu diadopsi dari hasil Konferensi Perburuhan Internasional sejak Konstitusi ILO tahun 1919. Serta Deklarasi Philadelphia 1944 dan Deklarasi Prinsip dan Hak Mendasar di Tempat Kerja 1998. Deklarasi 2008 mengungkapkan visi kontemporer mandat ILO di era globalisasi.

Deklarasi itu kemudian diadopsi oleh perwakilan pemerintah, organisasi pengusaha dan pekerja dari 182 negara anggota untuk menekankan peran kunci mencapai kemajuan dan keadilan sosial dalam konteks globalisasi.

Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), menuturkan deklarasi tersebut muncul pada momen politik yang krusial, yang mencerminkan konsensus luas tentang perlunya dimensi sosial yang kuat bagi globalisasi dalam mencapai hasil yang lebih baik dan adil bagi semua.

Ini merupakan kompas untuk mempromosikan globalisasi yang adil berdasarkan pekerjaan yang layak, serta alat praktis untuk mempercepat kemajuan dalam pelaksanaan Agenda Pekerjaan yang Layak di tingkat negara.

Deklarasi tersebut juga mencerminkan pandangan yang produktif dengan menyoroti pentingnya perusahaan yang berkelanjutan dalam menciptakan kesempatan kerja dan pendapatan yang lebih besar untuk semua.

Majelis Umum PBB kemudian mengakui bahwa pembangunan sosial dan keadilan sosial sangat diperlukan untuk pencapaian dan pemeliharaan perdamaian dan keamanan di dalam dan di antara bangsa-bangsa dan bahwa.

PBB lantas mencapai kesimpulan bahwa pembangunan sosial dan keadilan sosial tidak dapat dicapai tanpa adanya perdamaian dan keamanan, atau tanpa adanya penghormatan terhadap semua hak asasi manusia dan kebebasan dasar.

Pada tanggal 26 November 2007, Majelis Umum PBB lantas menyatakan bahwa mulai dari sesi ke-63 Majelis Umum, tanggal 20 Februari akan diperingati setiap tahun sebagai Hari Keadilan Sosial Sedunia.

Selama beberapa tahun terakhir, gagasan ketidakadilan sosial telah diklasifikasikan ke dalam lima komponen yang berbeda, yakni martabat manusia, keutamaan kebaikan bersama, hak dan tanggung jawab timbal balik, martabat pekerja dan hak bagi pekerja, dan pilihan mendasar bagi masyarakat miskin dan rentan.

Hari Keadilan Sosial Sedunia 2023

Adapun tema tahun ini berfokus untuk memperkuat solidaritas global dan membangun kembali kepercayaan pada pemerintah dengan "Mengatasi Hambatan dan Membuka Peluang untuk Keadilan Sosial".

Oleh karena itu, PBB melalui Hari Keadilan Sosial Sedunia 2023 menyuarakan pentingnya memberikan kesempatan untuk mendorong dialog dengan negara anggota, pemuda, mitra sosial, masyarakat sipil, organisasi PBB, dan pemangku kepentingan lainnya tentang tindakan yang diperlukan untuk memperkuat kontrak sosial yang telah retak oleh meningkatnya ketidaksetaraan, konflik, dan melemahnya institusi yang dimaksudkan untuk melindungi hak-hak pekerja.

Terlepas dari berbagai krisis ini, ada banyak peluang untuk membangun koalisi demi keadilan sosial dan melepaskan investasi yang lebih besar dalam pekerjaan yang layak, dengan fokus khusus pada ekonomi hijau, digital, serta kaum muda.

Sekretaris Jenderal PBB dalam laporannya, telah memperingatkan risiko perpecahan yang berkembang saat ini dan menyerukan multilateralisme yang lebih inklusif, serta merangkul kembali solidaritas global di tengah krisis yang disebabkan pandemi COVID-19, bencana alam akibat percepatan perubahan iklim, ketegangan geopolitik, dan konflik bersenjata.

Keadilan sosial dinilai mampu membuat masyarakat dan ekonomi berfungsi lebih baik dan mengurangi kemiskinan, ketidaksetaraan dan ketegangan sosial.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top