Sejarah 17 Februari: Mega Tsunami Setinggi 100 M Hantam Pulau Ambon
Ilustrasi.
Foto: Science PhotoLebih dari tiga ratus tahun yang lalu, sebuah tsunami raksasa setinggi puluhan meter yang menghantam Pulau Ambon dan Pulau Seram pada 17 Februari 1674. Akibat tingginya gelombang, sekitar 2.322 orang dilaporkan tewas
Menurun Indian Ocean Tsunami Information Center (IOTIC) UNESCO, gempa bumi yang sangat kuat melanda seluruh Pulau Ambon dan pulau-pulau sekitarnya. Semua rumah batu dan gereja dilaporkan retak sedemikian rupa sehingga tidak dapat digunakan lagi. Di Semenanjung Leitimor dan Hitu, tanah retak terjadi di banyak tempat dan terjadi banyak longsoran, terutama di Pegunungan Wawani dan Manuzau.
Segera setelah gempa, tsunami terjadi di seluruh pantai di Pulau Ambon. Di wilayah pantai barat laut Semenanjung Hitu yang paling menderita, air laut dilaporkan naik 80 sampai 100 meter.
Adapun BNPB merilis data bahwa ketinggian mencapai 70-90 meter.
"Pada hari ini [17/2], 346 tahun yang lalu, gempa bumi mengguncang Ambon dan sekitarnya, pada malam tanggal 17 Februari 1674." Demikian rilis BNPB.
Menurut keterangan saksi mata yang dihimpun IOTIC, air laut dikatakan naik setinggi gunung. Mulanya, air laut menggenangi Loboleu, kemudian terbagi menjadi tiga aliran.
Salah satunya menyebar di sepanjang pantai ke barat ke Lima dan Urien, yang lain ke timur ke Hile, dan aliran air lainnya mengarah ke Cape Ryst di Pulau Seram. Aliran air yang dikabarkan berwarna hitam itu membawa serta pohon, rumah, ternak, dan orang-orang yang tergulung ombak.
Pohon-pohon, termasuk yang ada di perkebunan cengkeh, yang menutupi lereng pantai berkapur di wilayah Mamala sampai ke Lima, tumbang. Hanya perkebunan dataran tinggi di Nausihola, Wakal dan Hitulama yang lolos dari kehancuran.
Di Larike yang merupakan wilayah benteng Belanda, air naik hingga dua meter. Di jalan menuju Boboleu dekat Lima, air yang bercampur lumpur dan pasir naik dan membawa pergi batu-batu besar. Para prajurit berlindung di atap gedung dan di pepohonan. Setidaknya dua dari 12 orang tewas, sementara enam lainnya terluka parah.
Sebagian pemukiman Binau hanyut dan 86 orang meninggal dunia. Di Ceyt, air naik ke celah-celah benteng dengan kekuatan sedemikian rupa. Air merobohkan semua rumah di permukiman yang berdekatan di Ceyt, Loboleu dan Wassela. Sekitar 619 orang dilaporkan meninggal di Layn.
Di Hila, tsunami menerjang benteng setebal 2,5 meter dan menggesernya hingga ke pondasi. Semua bangunan di sekitarnya hancur dan menyebabkan 1.461 orang meninggal.
Secara keseluruhan, Gempa yang terjadi pada antara pukul 19.30-20.00 waktu setempat dan memicu tsunami itu menewaskan 2.322 orang.
Redaktur: Fiter Bagus
Penulis: Suliana
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Hasil Survei SMRC Tunjukkan Elektabilitas Pramono-Rano Karno Melejit dan Sudah Menyalip RK-Suswono
- 2 Cagub DKI Pramono Targetkan Raih Suara di Atas 50 Persen di Jaksel saat Pilkada
- 3 Panglima TNI Perintahkan Prajurit Berantas Judi “Online”
- 4 Tim Pemenangan Cagub dan Cawagub RIDO Akui Ada Persaingan Ketat di Jakut dan Jakbar
- 5 Pemkab Bekasi Diminta Gunakan Potensi Daerah