Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Sejarah 16 Maret: Letusan Dahsyat Gunung Agung, 1.600 Jiwa Meninggal

Foto : Wikimedia Commons

Ilustrasi letusan Gunung Agung.

A   A   A   Pengaturan Font

Meski telah terjadi 60 tahun yang lalu, insiden meletusnya Gunung Agung pada 16 Maret tahun 1963 masih membekas di benak warga Bali.

Pasalnya, salah satu gunung berapi aktif yang merupakan titik tertinggi di pulau Bali itu kembali meletus usai tidak aktif selama 120 tahun lamanya. Letusan yang terjadi sebanyak tiga kali itu meruntuhkan puluhan desa dan menyebabkan puluhan ribu kehilangan tempat tinggal. Sebanyak 1.600 orang dilaporkan meninggal dunia akibat insiden tersebut.

Kronologi Letusan Gunung Agung 1963

Meski letusan terjadi pada Maret, erupsi Gunung Agung telah dimulai pada bulan Februari dengan gemuruh pertama dilaporkan terjadi pada tanggal 19 Februari. Letusan demi letusan dengan skala kecil terus dilaporkan hingga akhir bulan berikutnya.

Akibatnya, Pura Besakih yang terletak di lereng Gunung Agung harus dihujani sejumlah batu kecil sebagai dampak erupsi.

Pada 18 Februari 1963, warga sekitar Gunung Agung dikejutkan dengan ledakan keras. Di luar rumah, awan hitam telah membumbung dari kawah Gunung Agung. Tak butuh waktu lama bagi lahar panas untuk mengalir menuruni lereng utara gunung pada 24 Februari.

Puncaknya pada 16 hingga 17 Maret 1963, Gunung Agung meletus hebat dengan letusan terparah terjadi pada 17 Maret. Gunung berapi itu melontarkan puing-puing sejauh setinggi 10 km ke udara, menghancurkan puluhan desa dalam radius sekitar 7 kilometer.

Banyak desa porak-poranda dan menewaskan sekitar 1.100 hingga 1.500 korban jiwa. Sekitar 200 orang dilaporkan tewas akibat banjir lahar dingin usai hujan lebat mengguyur wilayah itu.

Dampak Letusan Gunung Agung 1963

Akibat letusan itu, Pulau Bali diselimuti abu tebal sementara aliran lahar menelan berhektar-hektar tanaman padi. Kondisi ini, mengancam 200 ribu nyawa korban selamat karena kelaparan yang disebabkannya.

Abu dari letusan itu bahkan dilaporkan mencapai Madura dan Surabaya, yang dipisahkan oleh selat Bali yang sempit. Di Surabaya, awan abu tebal menyebabkan penutupan sekolah sementara sebagian ibu kota Indonesia, Jakarta, juga tak luput dari dampak letusan.

Presiden Soekarno yang memimpin Indonesia saat itu bahkan menyatakan Letusan Gunung Agung pada 1963 sebagai bencana nasional.

Parahnya, letusan Gunung Agung pada 1963 tidak hanya menghancurkan desa dan membunuh ribuan orang, tetapi juga membawa bencana iklim jangka pendek. Bahkan, letusan Gunung Agung pada 1963 adalah salah satu letusan gunung berapi pertama yang memiliki dampak iklim yang berumur pendek karena sejumlah besar belerang yang disuntikkan ke atmosfer yang lebih tinggi.

Menurut express.co.uk, letusan Gunung Agung kala itu menyebabkan penurunan temperatur global yang bervariasi antara 0.1 derajat Celcius hingga 0.4 derajat Celcius.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top