Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sejarah Maritim

Penganut Prinsip Kebebasan, Kesetaraan, Persaudaraan

Foto : afp/ Kirill KUDRYAVTSEV

Ilustrasi bajak laut.

A   A   A   Pengaturan Font

Seperti sebuah "istana" yang terapung, kapal bajak laut diawaki oleh laki-laki miskin dari berbagai agama dan negara.

Kapal bajak laut adalah dunia yang terbalik. Para kru tidak mengenal negara sebagai asal mereka dan menyebut asal mereka datang dari laut. Seperti sebuah "istana" yang terapung, kapal bajak laut diawaki oleh laki-laki miskin dari berbagai agama dan negara.

Oleh karena itu kapal-kapal bajak laut menyambut semua orang yang bergabung dengan mereka dalam persaudaraan kecuali perempuan, yang dianggap membawa sial. Di dek kapal bajak laut, juga tidak ada peringkat sosial. Setiap orang harus memberi suaranya untuk mengambil keputusan dan mendapat bagian yang adil, jauh dari gambaran anarki seperti digambarkan oleh film-film Hollywood.

"Persahabatan antara kaum laki-laki di kapal bajak laut bisa sangat dekat. Dua pelaut akan terikat dalam suatu ikatan agar harta benda mereka, jika mereka meninggal, dapat dikirim kembali ke keluarga mereka atau diwariskan satu sama lain," kata sejarawan Katherine Howe, editorBook of Piratesterbitan The Penguin.

Sebagian besar bajak laut sebenarnya berupaya untuk menghindari kekerasan sebisa mungkin karena mereka lebih memilih aksi teror sebagai taktik umum untuk membujuk korban agar menyerahkan harta karun dan sering kali melibatkan aksi sandiwara dramatis.

Pemakaian bendera hitam bajak laut yang dihiasi gambar tengkorak dan tulang bersilang misalnya, dimaksudkan untuk memberi tahu para kru kapal lain agar ketakutan dan mau menyerahkan harta yang mereka bawa.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top