![](https://koran-jakarta.com/img/site-logo-white.png)
Sebagian Kapal Alihkan Rute ke Tanjung Harapan
kapal kargo di Laut Merah pada bulan November.
Foto: ISTIMEWADUBAI - Meningkatnya serangan oleh kelompok militan Yaman, Houthi, yang bersekutu dengan Iran terhadap kapal-kapal di Laut Merah, baru-baru ini dilaporkan telah mengganggu perdagangan maritim dengan perusahaan ekspedisi global mengalihkan rute ke sekitar Tanjung Harapan untuk menghindari Terusan Suez.
Dikutip dari The Straits Times, kelompok Houthi mengatakan pihaknya melancarkan serangan pesawat tak berawak terhadap dua kapal kargo di wilayah tersebut pada Senin (18/12), yang merupakan serangan terbaru dari serangkaian serangan rudal dan pesawat tak berawak terhadap kapal-kapal yang dikatakan sebagai respons terhadap serangan Israel di Jalur Gaza.
Menurut analis industri, beberapa perusahaan pengangkutan besar, termasuk Mediterranean Shipping Company (MSC), bahkan mulai berlayar mengitari Benua Afrika, sehingga menambah biaya dan penundaan yang diperkirakan akan bertambah dalam beberapa minggu mendatang. Sekitar 15 persen lalu lintas pelayaran dunia transit melalui Terusan Suez, rute pelayaran terpendek antara Eropa dan Asia.
Perang antara Israel dan Hamas, yang dimulai pada tanggal 7 Oktober, telah menimbulkan kejutan di wilayah tersebut dan mengancam akan menyebabkan konflik yang lebih luas.
Serangan di Laut Merah telah menunjukkan kemampuan pasukan paramiliter Timur Tengah yang didukung oleh Iran untuk mengganggu perdagangan global pada saat Teheran dan proksinya memosisikan diri melawan Amerika Serikat dan Israel.
"Jika digabungkan, perusahaan-perusahaan yang telah mengalihkan kapal mengendalikan sekitar setengah pasar pengiriman peti kemas global," kata analis Algemene Bank Nederland (ABN) Amro, Albert Jan Swart, kepada Reuters.
"Menghindari Laut Merah akan menyebabkan biaya lebih tinggi karena waktu perjalanan yang lebih lama," kata Swart.
Tanda Krisis Meluas
Sedangkan British Petroleum (BP) untuk sementara waktu menghentikan semua transit melalui Laut Merah dan kelompok kapal tanker minyak Frontline.
Perusahaan minyak itu mengatakan kapal-kapalnya akan menghindari jalur melalui jalur air tersebut, yang merupakan tanda krisis ini meluas hingga mencakup pengiriman energi.
Harga minyak mentah naik karena kekhawatiran tersebut pada hari yang sama. "Premi asuransi risiko perang meningkat secara alami, namun ketika kapal-kapal dialihkan ke seluruh Afrika, pasokan pengiriman akan menjadi lebih ketat karena kargo melakukan perjalanan lebih lama," kata CEO Frontline, Lars Barstad kepada Reuters.
Pada Senin, kelompok energi Norwegia, Equinor, mengatakan pihaknya telah mengubah rute "beberapa kapal" yang membawa minyak mentah dan bahan bakar gas cair (LPG) menjauh dari Laut Merah. Perusahaan menolak menyebutkan berapa banyak kapal yang terkena dampaknya.
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Anggota Komisi IX DPR RI Pastikan Efisiensi Anggaran Tak Kurangi Layanan Kesehatan Warga
- 2 Menteri Kebudayaan Fadli Zon Kunjungi Masjid Sultan Suriansyah BanjarmasinÂ
- 3 Warga Kupang Terdampak Longsor Butuh Makanan dan Pakaian
- 4 Meringankan Beban Hidup, Pekerja Padat Karya Bebas Pajak Penghasilan
- 5 Belinda Bencic Raih Gelar Pertama