Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Selasa, 26 Okt 2021, 20:33 WIB

Sebagian Bahasa Daerah Kalimantan Hampir Punah

Kepala Kantor Bahasa Provinsi Kalimantan Timur, Anang Santosa (kiri)

Foto: mar'up

JAKARTA - Sebagian Bahasa daerah di Pulau Kalimantan Hampir punah. Dari 16 bahasa daerah di Kalimantan Timur dan 11 bahasa daerah di Kalimantan Utara, hampir sebagian besar terancam punah. Demikian keterangan Kepala Kantor Bahasa Provinsi Kalimantan Timur, Anang Santosa, dalam acara rangkaian Bulan Bahasa 2021, di Jakarta, Selasa (26/10).

"Terancam punah karena penuturnya semakin sedikit. Kehilangan suatu bahasa berarti kehilangan budaya masyarakat penuturnya," ujarnya. Untuk mengatasi hal tersebut pihaknya mendokumentasikannya dalam bentuk buku yang berisi kekayaan budaya dan tradisi suku di daerah.

Anang menerangkan, terdapat banyak buku yang menuliskan budaya dan tradisi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara dalam bahasa Indonesia. Sebaliknya, sedikit karya yang menggunakan bahasa daerah di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.

"Lebih memprihatinkan lagi, hampir tidak ada karya sastra yang menuliskan kekayaan budaya dan tradisi kearifan lokal di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara dalam bahasa daerah," katanya.

Potensi

Anang mengatakan, salah satu penanda dan penopang hidupnya bahasa daerah adalah adanya sastra berbahasa daerah, baik lisan maupun tulis. Beberapa daerah di Indonesia masih memiliki tradisi penulisan sastra berbahasa daerah dengan baik, misalnya Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Bali, dan Kalimantan Selatan.

Sementara itu, tradisi penulisan sastra berbahasa daerah di Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara dapat dikatakan tidak ada. Oleh karena itu, pihaknya berkepentingan untuk berkontribusi menumbuhkan tradisi penulisan sastra berbahasa daerah di dua provinsi tersebut.

"Sebagaimana masyarakat budaya lain di Indonesia, masyarakat Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara juga memiliki kekayaan budaya dan tradisi yang dapat dijadikan sumber penulisan sastra," jelasnya.

Lebih jauh, Anang mengatakan, sudah terkumpul 31 cerita rakyat dwibahasa dengan penggunaan kalimat dan kata yang sesuai dengan karakter pembaca pada usia anak-anak. Diharapkan karya tersebut digunakan sebagai salah satu bentuk dokumentasi dan konservasi bahasa dan sastra daerah.

"Selain itu, melalui cerita rakyat dwibahasa tersebut, anak-anak sebagai generasi penerus diharapkan dapat memelajari bahasa dan juga budaya daerah yang terkandung di dalamnya. Generasi penerus diharapkan dapat lebih mencintai budaya daerah serta memiliki rasa kepemilikan terhadap bahasa dan budaya daerah," tandasnya.

Redaktur: Aloysius Widiyatmaka

Penulis: Muhamad Ma'rup

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.